Jumat, 29 Juni 2012

~" CIBIRAN DISUDUT MALAM "~

Aku bersama letih sedang mengeja kata malam ini
Bertalun-talun emosi dalam kegerahan
Sambil meluapkan rasa lelah dalam pasrahku
Sebab cibiran tercemoh merambah direlung jiwa
Dan itu mengoyak intuisiku

Gemuruh dan lantang dalam suara perlahan
Ditepi malam bersama hawa-hawa dingin
Menusuk tulang melalui pori-poriku
Menjenjang olok-olokan manusia
Dan itu meneduhkan relung akalku

Aku tahu, memang itulah kesinisan mereka
Tajam kata mengiris hati
Menjadi dendam
Dan terfikir hingga malam ini

Lalu kutuai kata nan indah untuk mereka
Melalui sebait syair yang mungkin menjadi cemohan
Tapi, inilah sketsa dalam imajinasiku
Karena Insipirasi tetap mengalun direlung fikirku
Dan itulah sajianku yang tetap berkemayu

Azhari Belajar Nulis Puisi

~" HUJAN BERKECAMUK "~

Bunyi bising itu kembali memberontak
Berkecamuk diatas genteng-genteng dan atap-atap rumah
Kudengar gemuruh terpaannya
Hingga percikannya masuk melalui jendela dan pintu-pintu gubukku
Dan, Hawanya menggigilkan seluruh tubuh hingga kedalam tulang-tulangku

Bunyi petir juga menyambar telingaku
Angin kencang dan kilatan juga berkecamuk
Langit nampak menangis
Dan membasahi pelataran-pelataran bumi

Aku berlari keluar dari gubukku
Disana, ditepi puncuk gunung tak kulihat lagi
Awan bersembunyi
Burung-burung berteduh
Dan derasnya hujan masih bertalun-talun
Ombak pun berlari berkejaran memecah tepinya
Dan, banyak anak-anak kulihat bermain dan berlarian
Sementara, alam telanjang
Karena selimut bumi tak mampu menggeliat oleh derasnya

Namun, disudut lorong-lorong waktu aku meminta

Ohh,,, sang pencipta hujan
Semoga derai hujan ini beri makna
Mengusir sepi, Melepas letih dan jenuh
Meskipun sebenarnya aku yakin, kalau hujan kali ini adalah gemuruh
Gemuruh dan berkecamuk dalam lintasan alam dan waktu

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Kamis 28 JUni 2012, Pukul 16:16 Wita.

Senin, 25 Juni 2012

~" TENTANG TUKANG BECAK "~

Aku memang bukan siapa-siapa
Tidak seperti mereka,
Tapi aku sama saja dengan mereka
Sama-sama manusia yang ingin hidup

Aku adalah tukang becak..
Yang setiap harinya mendayung sang penghidupan diruas-ruas jalan
Dibawah sinar terik dan sengatan panas
Sungguh angat panas

Aku adalah tukang becak..
Yang setiap harinya mengais rezeki disudut-sudut jalan
Hanya dengan semangat untuk bertahan hidup
Sungguh menyedihkan

Tapi, inilah arah dan tuntutan hidup

Aku adalah tukang becak..
Yang setiap pagi hingga matahari menutup mata
Menyerahkan hidup di tiga roda
Menyusuri jalan-jalan

Ubun-ubun dan kulit kepalaku kadang terasa tertusuk oleh panas
Tapi aku tak menyerah
Karena beban hidup yang begitu besar
Sungguh aku tak menyerah

Aku juga juga punya pengharapan seperti kehidupan mereka
Tapi, hanya ini kemampuanku
Hanyalah sebagai tukang becak
Sungguh hanyalah jadi tukang becak

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Selasa 26 Juni 2012, Pukul 12:58 Wita.

Minggu, 24 Juni 2012

~" TENTANG LINGKUNGAN "~

Banyak yang berbeda saat ini pada batas pandanganku
Banyak yang berubah pada sisi yang kulihat
Terbukti, dan memang begitu yang kulihat
Sungguh begitu yang kulihat

Coba, pandang alam lingkungan disudut-sudut alam
Dulu, selutnya menceriakan
Dulu, banyak pepohonan yang berdaun rimbun
Mentari sejuk
Burung kecil berkicau
Hawa-hawa dingin mengelayut
Udara yang ramah dan menyejukkan
Awan-awan menari dipagi hari
Kumbang ditaman bernyanyi
Embun melayang-layang dipuncuk-puncuk gunung

Tapi kini, semua itu tak lagi ada
Pohon-pohon rimbun
Mentari sejuk,
Burung berkicau dan kumbang ditanam tak terdengar lagi
Hawa dingin kini berubah panas
Udaranya tak lagi ramah dan sejuk
Awan dan embunpun tak lagi ada
Bahkan, lingkunganku telah kotor
Sungguh sangat kotor

Lalu aku bertanya, apa penyebabnya?
Mengapa demikian adanya?
Aku tak tahu jawabannya
Sungguh aku tak tahu jawabannya
Karena yang seharusnya menjawab, adalah mereka..

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Senin 25 Juni 2012, Pukul 13:57 Wita.

Rabu, 20 Juni 2012

~" KE EGOAN INTELEKTUAL "~

Kulihat debat-debat menyeruak mempertahankan pendapat
Bersama kumpulan-kumpulan kecil dari mereka
Bergumul dalam bahasa-bahasa tinggi
Mempersoalkan topik-topik yang dibicarakan

Mereka saling memerangi
Memperkeras suara-suara lantangnya
Dengan lugas dalam ujaran-ujaran tak sehat
Hingga urant-urat leher mereka membesar

Seoalah tak mau kalah
Masing-masing bertahan
Meskipun analisa jauh dari kebenaran sejati
Sungguh tak mau kalah

Apakah karena mereka mengakui dirinya cermat?
Apakah karena mereka telah yakin akan kecerdasannya?
Dan, ataukah mereka yakin jikalau yang dikatakan benar adanya?
Mereka tak berhenti dan terus berdebat satu sama lain

Sebenarnya mereka hebat
Sebenarnya mereka pintar
Dan, sebenarnya mereka cerdas
Tapi, Tapi mereka ego dan tak mau kalah dalam berpendapat
Sungguh benar-benar inilah Ego Intelktual

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Kamis 21 Juni 2012, Pukul 13:16 Wita.

~" BALADA DAN CEMOHAN SENDAL JEPIT "~

Disebuah tempat dalam keriangan dan kerumunan banyak orang
Banyak yang menyukai elok sederhananya
Lalu ramai-ramai mereka membelinya
Membeli sendal jepit
Apakah hatinya riang saat ditukar dengan selembar uang kertas?
Jawabnya, ia senang karena akan menemani pemakainya

Sendal jepit dengan suara pelannya berkata:
"Aku rela terinjak untuk kakimu"
"Demi melindungi kakimu dari duri dan kerikil menajam"

Adalah aku yang rela terinjak oleh kakimu menapaki ruas demi ruas sepanjang jalan
Adalah karena melindungi kakimu dari panasnya aspal dan bahu-bahu jalan
Adalah aku yang tetap setia mengikuti langkahmu
Dan aku membawa pada perjalananmu
Adalah aku sendal jepit hanya sendal jepit yang setia menemanimu

Sendal jepit itu berteriak....

Ketahuilah: Orang-orang kaya, miskin, ibu-ibu, anak-anak dan bapak-bapak juga pakai sandal jepit

Ada yang memakai gagah di kamar mandinya, didalam kamarnya, dan dimana saja berada
Mahasiswa juga memakainya, dikost atau dimana-mana
Bahkan, Pengusaha juga memakainya

Aku diseret kemana saja berada
Aku dihimpit dan bahkan kerontang tubuhku tak pernah dicuci
Berkarat tanah, hitam dan sangat kotor dari lumpur dan debu
Aku hanya hamba dari penggunanya

Aku tua, tipis dan pecah-pecah lalu dilemparkan di tempat-tempat sampah, dipinggi-pinggir jalan
kepanasan, kehujanan tak ada yang memperdulikan

Mereka lupa, bahwa aku yang mengantarnya kemana saja
Mereka lupa, bahwa aku yang menjadi peghalang hantaman kerikil tajam
Mereka lupa bahwa aku adalah yang berjasa selama ini

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Rabu 20 Juni 2012, Pukul 12:52 Wita.

~" BERTAWAKKAL MENYELESAIKAN MASALAH "~

Tak bisa kupungkiri dalam rutinitas
Tak bisa kusesali yang terjadi dalam aktifitasku
Karena banyak masalah yang menghadang
Hingga cemohan berlarut-larut dalam selimut alam

Hiruk pikuk meronta dalam lingkaran arah jalan
Tentu jalan hidup yang ku emban
Mewarnai setitik deretan maslah yang menderu

Tapi,
Apakah ini akan terus menjadi penghalang yang meneduhkan hati?
Apakah ini pembatas yang menjenuhkan fikir?
Dan, apakah ini peletih yang mengoyak fisik?
Semoga saja tidak
Karena aku tahu memang ia menciptakan masalah
Lalu menderaku sebagai ujiannya
Melingkupiku karena cobaannya

Betapa berdosanya aku jika tak membuka mata, hati dan relung fikirku

Ohh sang pencipta kemuliaan
Dibalik deraan masalah yang kuhadapi
Kuserahkan jiwa raga ini penuh tobat
Dalam kesaksian para malaikat
Terimalah pinta dan harap
Agar tawakkal itu mengiringi masalahku
Hingga aku menjadi hambamu yang tulus dan ikhlas..

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Selasa 19 juni 2012, Pukul 13:25 Wita.

Sabtu, 16 Juni 2012

~" MENUNGGU SUATU KEPASTIAN "~

Berdecak gelora-gelora riang
Disudut harapan dan keinginan
Dalam jejak-jejak arah yang tidak kuketahui
Apakah itu sulit ataukah lugas..

Dalam hayal kelam
Menyingsing sebuah pinta
Menunggu suatu kepastian
Sungguh, kepastian yang kuharap meriangkan relung jiwa

Meskipun sadar akan misteri gelombang rasa ini
Namun harap tetap bertahan untuk menunggu
Tapi jalannya waktu tak memastikan
Hingga kepastian ini tak ada tanda

Maka, aku bertanya dalam batas..
Mengapa tak ada kejelasan?
Kau yang telah membiarkan ku masuk bilik hatimu
Mendendang fikir yang menderu

Maka, akupun katakan dalam pinta..
Mestinya kau jelaskan rasamu padaku
karna aku masih disini, menuggu kepastian darimu
Sungguh aku benar-benar menunggu kepastaianmu

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sabtu 16 Juni 2012, Pukul 16:22 Wita.

~" DIUJUNG PENANTIAN "~

Dalam lintasan waktu yang terus berputar
Menapaki ruang-ruang yang bertepi
Berjejak rindu mengaung direlung fikir
Membentang dalam penantian

Dalam batas luas sang cakrawala
Menjinjing langit menengadah syair
Berkemayu dalam serona rasa
Membekuk diri tetap dalam penantian

Dan, seketika waktu telah terlewati
Melingkar bersama sunyi dan sepi
Bersama angan yang menepi dalam lantunan Puisi
Mendendang kalimat pujangga dalam penantian

Lalu getaran dan harap juga mencekam
Dititik goresan kata-kata indah yg aku lukis
Berkemayu dan tampak merona
Mengalun tentram dibilik jiwa

Tapi...seketika detak jantungku berdebar hebat
Kutapaki semak-semak relung hati ini
Bersama penantian yang merindu
Sungguh hanyalah berujung penantian

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sabtu 16 Juni 2012, Pukul 15:22 Wita.

Jumat, 15 Juni 2012

~" NIKMATNYA JELANG PAGI "~

Dari balik ufuk barat kulihat awan yang masih tidur
Embun melayang-layang
Suara burung membising keangkasa dan cakrawala tinggi
Dan kulihat banyak pejalan kaki menyusuri jalan

Sementara, tepat ditepi pantai kulihat ombak yang masih bergulung-gulung
Memecah ke bebatuan dan karang
Warna langit gelap
Dan, banyak pula pejalan kaki menikmatinya disana

Kutapaki ruas-ruas jalan
Hawa dingin menyertai
Menusuk tulang
Dan, saat itu kelopak mataku mengalun sayup

Wahai pencipta pagi..

Kutuai dan kunikmati indah jelang pagi ini
Dengan segenggam elok jiwa yang cerah
Menyeruak luapan kabut
Hingga memang kusadar, bahwa jelang pagi ini sungguh begitu indah dan nikmat

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sabtu 16 Juni 2012, Pukul 05:39 Wita.

~" KASIH SAYANG IBU "~

Dalam rangkulanmu bersama waktu dimasa aku kecil
Dalam hening senyummu yang tetap terlihat dari sudut mata hatiku
Merangkas puing-puing do'a
Dalam keutuhan kasih sayang yang menggeliat
Sungguh aku mengenang itu ibu

Ibu..
Engkaulah wanita yang paling kubanggakan
Direlung sanubari ikhlas tulusku
Merambah kedamaian dan ketenangan jiwa
Dimasa lalu,,
Engkaulah yang mengorbankan segala yang terbaik buat keturunanmu

Ibu..
Sanggupkah anakmu ini membalas seluruh kebaikanmu?
Sanggupkah aku membalas ketulusanmu?
Sanggupkahaku membalas kemuliaan hatimu membesarkanku?
Sanggupkah aku ibu...??

Ibu..
Aku besar karena engkau
Aku berkembang pun karena engkau
Bahkan pengetahuan dan ilmupun karena engkau
Sungguh kukenang itu ibu

Ibu..
Dibilik linangan air mataku yang berceceran
Aku sadar,, meski seluruh bunga didunia kutumpuk dipangkuanmu
Namun, itu tak akan mampu menyaingi harumnya jasamu

Ibu..
Dilirih senyummu yang tampak malam ini
Merambah hawa-hawa bimbinganmu
Sungguh, engkaulah pahlawanku
Engkaulah pelita kehidupanku
Dan, engkaulah lambang segala kebaikan

Ibu..
Aku sangat menyayangimu
Merinduimu dalam lentingan syairku
Dan, sungguh aku sangat mengenangmu hingga akhir hayat sekalipun

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Jumat 15 Juni 2012, Pukul 22:41 Wita.

~” INDUKNYA IKHLAS MELEPASKAN ANAK “~

Dari bilik pinta dan harap yang menggebu puluhan ribu jiwa
Diruang kobaran perjuangan terlihat menggelegar
Merambah disudut-sudut kaki langit dalam penantian
Dilintasan dan lingkaran ikhlas sang induk
Berbaur melapaskan lantunan kerelaan yang tulus

Dan, disinipun menjemput dalam keriangan
Agar sang induk ikhlas melepaskan anak
Mamuju melahirkan hamparan mamuju tengah
Menggerutu relung jiwa dalam torehan rasa syukur

Meskipun hijau nampak memukau dipelatarannya
Kekayaan dan potensinya merutuk protes
Dan, anaknya kian dewasa dalam kemajuan
Maka Induknya harus ikhlas melapskan anaknya

Muncullah kesaksian sikap
Tentu sikap dari para pejuang dan pemerhati
Karena, Suara menggebu itu terlantang dibawah terowongan dan tenda-tenda
Bersama ribuan jiwa yang duduk dan berdiri

Dikesempatan siang saat itu, ada yang bertanya
Apakah engkau sudi melepaskannya?
Apakah kau rela berpisah dengannya?
Lalu ia jawab, bahwa induknya telah lama ikhlas melepaskan anaknya

Mamuju Tengah,

Azhari Belajar Nulis Puisi

Rabu, 13 Juni 2012

~" PENGGALAN DO'A BAGI MAMUJU TENGAH "~

Kepada sang pencipta kesejahteraan
Disini kami duduk dan berdiri bersama dalam waktu
Menengadah tangan, fikir dan hati
Mengepal sebuah harapan besar akan pemekaran
Pemekaran daerah Otonom baru Mamuju tengah

Kepada sang pencipta kedamaian
Kami menyandarkan penggalan do'a dalam bait puisi
Bersama puluhan ribu jiwa dalam bingkai harap
Dalam lantunan muara perjuangan
Menantikan kepastian Pemekaran Mamuju tengah

Mereka bersama para pejuang
Disaksikan oleh beberapa kepala
Sedang mengetuk pintu itu
Menyeruak kedalam bilik iming-iming
Hingga kepastian benar-benar datang

Oh sang pencipta alam semesta..

Bahkan seisi hamparan luas ini sedang berdo'a
Pohon rimbun, gunung, awan lautan dan nafas airpun berdo'a
Meminta dan berharap agar Mateng segera dimekarkan
Maka, Ijabahlah Mamuju tengah segera dimekarkan
Karena sejak dulu kedatangannya dinanti dan dirindukan

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Kamis 14 Juni 2012, Pukul 03:50 Wita.

Selasa, 12 Juni 2012

~” MAMUJU TENGAH ADALAH KEHARUSAN ”~

Sejak dulu telah dibentangkan bendera perjuangan
Dalam semangat para pejuang yang bergegar menggelayut
Membising ditelinga tanah nenek moyang
Hingga darah berceceran bersama keringat pengorbanan

Rasa letih dari dulu hingga kini tak menjadi penghalang
Rasa jenuh mengoyak tubuh tak menjadi pembatas
Banyak tantangan dan rintangan menghampiri
Namun, semangat juang tetap dalam barisan kokoh menukik harapan

Pinta dan harap dari relung jiwa manusianya berkobar-kobar
Para pejuangnya tak surut bekerja dalam tulus
Impikan keinginan Mamuju tengah segera dimekarkan
Maka, memang mamuju tengah menjadi kaharusan

Coba kita lihat hamparan-hamparan luas direlung pelatarannya
Teriakan terdengar sana sini dalam bahana
Diatas bukit tinggi dan didasar lautan sang cakrawala
Menggeliat dan menantikan sebuah harapan bertalun-talun
Harapan mamuju tengah dimekarkan
Maka, sungguh Mamuju tengah adalah keharusan

Corak budaya juga telah menggelitik jiwa
Histori adatpun menantikannya
Potensi kesejahteraan bagi para manusianya menjanjikan
Maka, Mamuju tengah sekali lagi adalah keharusan

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Rabu 13 Juni 2012, Pukul 13:28 Wita.

Senin, 11 Juni 2012

~" HUJAN LEBAT DIRELUNG BUMI "~

Disudut-sudut awan terlihat hitam gelap
Angin kencang melingkar keatas dan kebawah kaki langit
Pertandan isi bumi kembali terjerembab oleh hawa dingin
Disapu oleh hujan deras didataran bumi

Aku bersama jutaan jiwa menyaksikannya
Sang cakrawala melintas terbata-bata
Garis-garis bening menggerutu membasahi alam
Dan, pelangi tak berani muncul ditepi langit

Sementara itu, dinginnya terasa menusuk tulang
Membungkus waktu yang sangat lama
Hingga mata haripun tak mampu meronta
Memperlihatkan wajah-wajah cerahnya

Gelap itu menguasainya
Ia menguasai alam dalam relung bumi
Tak memberi kesempatan pada panas
Hingga keriangan mentari seolah kalah dari awan-awan hitam itu

Ohhww sang pencipta hujan..
Akankah ini terus berlanjut dalam kekesalan jutaan jiwa
Kekesalan diwaktu derasnya hujan tak henti
Hingga ketepi senja yang juga tak mau tampak karena kelebatannya

Ohhww sang pencipta hujan..
Dipenghujung muara langit bercorak kesal
Membumbung dan merambah kedalam hawa dingin itu
Berkelebat disudut kelopak bumi yang kesal

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Senin 11 Juni 2012, Pukul 15:45 Wita.

Jumat, 08 Juni 2012

~" DIBALIK KEMUNAFIKAN DAN KERAPUHAN "~

Aku terpengah dan tercengang dalam diam seketika
Kutelusuri relung-relung kehidupan ini
Banyak kepalsuan dan keniscayaan terukir
Mendekam dalam pelit dan getirnya perjalanan hidup

Wajah-wajah berlumur dosa banyak kudapatkan disana
Bersandiwara dalam kemunafikan dengan gegarnya
Nafsu-nafsu bergentayangan
Hingga melingkari akal-akal para manusia

Aku tertawa bersama hawa-hawa fana
Namun akupun ragu dan terbata-bata dalam getar
Betapa banyak insan tak bermoral yang terlihat
Mempertontonkan kenistaan diri dalam lumuran noda

Selimut-selimut alampun mengakuinya
Para manusia saling memaki, memfitnah, dan saling membodohi
Berdusta dalam kecaman pahit
Karena sungguh konsistensinya tak terpahami

Tapi tak kusangkali, banyak juga do'a yang dipanjatkan
Banyak juga keberpihakan kepada yang benar
Memuliakan hidup mereka dengan irama tenang
Mempentalkan sejuta pinta dan harap dalam ketukan do'a

Tapi, cobalah saudaraku semua telisik...

Betapa banyak juga yang berdo'a untuk masuk surga
Namun kelakuannya tak terpuji
Betapa banyak dari mereka yang tidak ingin keneraka
Tapi kelakuannya melebihi panasnya neraka

Apakah ini penggalan keabdian?
Apakah ini pertanda keburukan?
Hanya manusia dan tuhanlah yang tahu jawabannya
Sungguh manusia dan tuhanlah yang mengetahuinya

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sabtu 09 Juni 2012, Pukul 13:20 Wita.

~" SENJA ITU SUNGGUH INDAH "~

Hawa-hawa siang itu memang menggerutu
Berbeda dengan jelang senja yang indah
Karena disitu angin-angin menerpa membwa angan indah
Sungguh sangat indah,, Indah sekali

Disana juga kulihat seceplok mentari kemerahan
Tepat ditepinya kulihat tanjung bertengger
Seonggak pelangipun menggeliat
Melingkar lalu melengkung,, Sungguh sangat indah

Lalu kuarahkan pandanganku kesudut Cahaya kemerah-merahan
Awan terkupas tipis
Membumbung semerbak gerimis
Hingga merambah keseluruh lingkaran matahari itu

Ohhww sang senja....
Memang wajahmu indah
Menyejukkan hati dan menyekat kepedihan sang siang
Menyelinap kedalam senja-senja indah itu

Ohhww sang senja...
Memang auramu menenangkan relung jiwa
Meronai rasa dalam igauan dan meliung-liung ditepi langit
Sungguh senja-senja itu indah

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Kamis 07 Juni 2012, Pukul 15:50 Wita.

Minggu, 03 Juni 2012

~" HARAPKU MALAM INI "~

Saat sang gelap mulai menggelayut
Hanya tersisa hitam dan secercah sinar bulan
Ia tertunduk nantikan Surya yang sedang terlelap
Sambil Menepuk bahuku yang mulai letih dan jenuh
Jenuh, karena rutinitasku

Kantup matakupun mulai terasa berat
Hingga tak bisa terjaga diangan indahku
Namun tanganku tetapmenggenggam erat
Sungguh aku menggenggamnya dalam tangan malam
Yang berkemayu dipelatup-pelatu sangan cakrawala malam

Meski tak bersama malam ini
Namun tetap merambah dalam kehangatan malam
Yang terasa dari tiupan nafas indahmu
Hingga menjajaki angan potretmu yang masih bercahaya
Bergegar dalam sanubari keteringatan

Oohhhw,, Malam gelap pancarannya
Kubawakan aura kemilau dari ruang kalbuku
Mungkin tak seterang mentari
Namun tak juga redup karena gelap
Hingga Iringi Getaran-getaran rindu

Oohhhw malam gelap
Semoga senyumnya malam ini tetap terpancar dalam mimpiku
Hingga terucap kata nan syahdu alam bawah sadarku
Merelungi kepingan utuh dalam sanubari
Yang terpatri didasar hati dengan kokoh

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Minggu 03 Juni 2012, Pukul 20:39 Wita.

~" SADAR DISUDUT DOSA "~

Disela-sela kelalaianku yang terjadi
Banyak buih noda dan dosa
Tergenggam erat ditangan iblis
Menapaki ruang-ruang aliran darah dan fikirku

Disana, pada diri generasi muda itu juga banyak yang lalai
Banyak sekali yang tak sadar
Mengikuti nafsu burahi
Pendamba dan penghamba Iblis

Mengapa demikian?
Aku bertanya pada semua
Apakah Aku dan mereka lalai karena kebodohan yang melalaikan
Sungguh apakah itu yang terjadi?

Mengapa demikian?
Aku bertanya pada lirik-lirik hati yang dalam
Ohhw sang pencipta
Apakah ini karena petunjukmu tak kami laksanakan?

Banyak dosa dan noda
Hingga Aura wajah tak lagi bercahaya
Mungkinkah hanya kesadaran yang kami abdikan
Sungguh kami banyak noda dan dosa

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Minggu 03 Juni 2012 16:10 Wita

Sabtu, 02 Juni 2012

~" DISUDUT JAWABAN RASA "~

Terlintas ingatanku tentang itu
Yah, itu adalah kenangan
Tentu kenangan dan kesan yang merelungi fikirku
Sungguh aku mengingatnya

Terbesit dalam benakku akan keberanianmu
Aku sadar kau pantas
kelelahan menemanimu menanti
Dan, arungi dirimu dengan setia menunggu

Ohhhw.. sang pencipta rasa
Aku memendam rasa yang belum terucap
Hanya membuat diri ini tak jujur
Dan, hati ini hanya bisa memberontak
Aku yakin dalam intuisi engkau memohon
untuk mengetahui isi hati ini

Ohhhw..sang pencipta rasa..
Memang hati ini selalu lemah
Jenuh, letih dan meredup di kelopak rasa
Jiwapun terbungkus dan rapuh
Dan kusadari, Perasaan akan selalu terpendam jika belum terbalas
jika diri ini takkan bisa jujur, maka tak ada yang bisa dipersalahkan

Mungkin penantianmu melelahkan
Namun intuisi dan relung hati ini yakin akan memilihmu
Dimana kita berdua akan menyatukan rasa yang sama
Menjadi satu hati dikala senang dan susah hingga akhir hayat

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sabtu 02 Juni 2012, Pukul 14:29 Wita.

Jumat, 01 Juni 2012

~" DIRIKU DAN TULISANKU "~

Aku bertanya Pada kalian sahabatku
Mungkinkan ada yang bertanya tentang aku, jika aku tak pernah mengukir tulisan dibranda ini..?
Mungkinkah ada yang mencari namaku, jika aku tak pernah memberi kesan di beranda ini..?
Ataukah ada yang bertanya padaku, dan mengatakan mana lagi karya-karyamu..?

Jari-jariku telah berani menulis diriku
Namun tulisanku bukanlah diriku yang sebenarnya
Mungkin diriku adalah kumpulan potensi hina
Yang memiliki banyak gumpalan-gumpalan noda

Jari-jariku memulainya dengan tanya dalam kata
Aku dan tulisanku
Sungguh diriku adalah insan yang mengendalikan
Sedangkan tulisanku adalah fitrah dari karyaku

Jari-jariku membuatnya dengan fikirku
Tapi bukan, dan tidak dengan diriku
Karena diriku adalah susunan tulang buih-buih dosa
Yang mungkin tak dapat kupertanggungjawabkan

Adalah karena diriku juga bukan milikku,
Lalu tulisanku bukan pula milikku
Mungkinkah ada kawan yang pernah menerima aku yang tak sama dengan tulisanku?
Pun sucilah bait-bait kata yang kutulis

Tulisanku mengasih tahu pun kedubia
Berderet ketidak sadaranku menukiknya
Bahkan aku tak pernah menyatu, yang sama
Dengan tulisanku di Beranda ini
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Jumat 01 Juni 2012, Pukul 20:49 Wita