Tak pantas pula mengakui, jika aku adalah aktifis pada masa-masa mahasiswa
Mungkin karena aku tak seperti
aktifis pada umumnya
Yang lebih berani
Lebih hebat, erdas dan intelektual
Tapi, dulu aku pernah belajar
Dulu aku pernah menuntut banyak hal
Mendedikasikan pengetahuan yang kumiliki
Belajar mengaktualisasi ilmu yang kugapai
Bergegas dan belajar menjadi pahlawan diri sendiri dan atas nama orang banyak
Lalu, banyak yang menjulukiku sabagai seorang aktifis
Apakah karena dulu aku sering demo, turun kejalan berpanas-panasan dan berteriak disudut-sudut jalan?
Meneriaki pengambil kebijakan?
Apakah karena dulu aku brontal dan sering mengeritik?
Ataukah, dulu aku selalu melawan ke-Egoan pemrintah yang tak bijak?
Mungkin menurut orang ia, tapi aku tidak
Karena dulu aku hanya belajar jadi aktifis
Dan, belum pantas disebut aktifis
Namun, ke-Pragmatis-an benar-benar tak ada dalam diriku
Karena aku belajar untuk idealis
Belajar mempertahankan nila-nilai keperayaan yang ter-Amanahkan dalam benak dan jiwaku
Karena aku sadar, aku adalah kepercayaan
Lalu kini, mengapa aku jadi jurnalis?
Aku akan menjawabnya sendiri
Aku tak punya pilihan lain, dari banyak pilihan
Jadi jurnalis yang tetap konsisten adalah prinsip hidupku
Dalam menjaga-nilai-nilai itu
Jadi jurnalis yang mempertahankan ke-Pragmatis-an
Juga dalam menjaga nilai-nilai itu
Nilai-nilai keperayaan banyak orang terhadapku
Dan kupesankan kepada kalian semua,
Jurnalis adalah tanggung jawab besar
Jurnalis adalah tantangan
Jurnalis adalah profesional
Jurnalis adalah salah satu da'wah
Jurnalis adalah kontrol yang tetap terperaya
Dan jurnalis adalah kecintaan dan keinginanku
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, 29 Agustus 2012, Pukul 13:35 Wita.
Yang lebih berani
Lebih hebat, erdas dan intelektual
Tapi, dulu aku pernah belajar
Dulu aku pernah menuntut banyak hal
Mendedikasikan pengetahuan yang kumiliki
Belajar mengaktualisasi ilmu yang kugapai
Bergegas dan belajar menjadi pahlawan diri sendiri dan atas nama orang banyak
Lalu, banyak yang menjulukiku sabagai seorang aktifis
Apakah karena dulu aku sering demo, turun kejalan berpanas-panasan dan berteriak disudut-sudut jalan?
Meneriaki pengambil kebijakan?
Apakah karena dulu aku brontal dan sering mengeritik?
Ataukah, dulu aku selalu melawan ke-Egoan pemrintah yang tak bijak?
Mungkin menurut orang ia, tapi aku tidak
Karena dulu aku hanya belajar jadi aktifis
Dan, belum pantas disebut aktifis
Namun, ke-Pragmatis-an benar-benar tak ada dalam diriku
Karena aku belajar untuk idealis
Belajar mempertahankan nila-nilai keperayaan yang ter-Amanahkan dalam benak dan jiwaku
Karena aku sadar, aku adalah kepercayaan
Lalu kini, mengapa aku jadi jurnalis?
Aku akan menjawabnya sendiri
Aku tak punya pilihan lain, dari banyak pilihan
Jadi jurnalis yang tetap konsisten adalah prinsip hidupku
Dalam menjaga-nilai-nilai itu
Jadi jurnalis yang mempertahankan ke-Pragmatis-an
Juga dalam menjaga nilai-nilai itu
Nilai-nilai keperayaan banyak orang terhadapku
Dan kupesankan kepada kalian semua,
Jurnalis adalah tanggung jawab besar
Jurnalis adalah tantangan
Jurnalis adalah profesional
Jurnalis adalah salah satu da'wah
Jurnalis adalah kontrol yang tetap terperaya
Dan jurnalis adalah kecintaan dan keinginanku
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, 29 Agustus 2012, Pukul 13:35 Wita.