Sudah sembilan hari ia berjalan
Menapaki waktu yang berputar tak henti
Menggenggam sejuta nilai ibadah
Yang dipersembahkan oleh jiwa-jiwa yang menunaikannya
Mungkin karena bulan sucinya adalah waktu yang pas
Ataukah mungkin karena banyak janji sang pencipta didalamnya
Sungguh ramadhan adalah waktu yang tepat
Tepat bagi manusia yang benar-benar bergegas mengejar pahala
Oh ramadhan, lihat dan saksikanlah
Lirih doa dan tangisan tulus menjadi persembahan
Memeluk asa dan kegembiraan setiap saat
Memuliakan aktifitas apa saja
Agar menjadi nilai-nilai suci dihadapannya
Demi menghadirkan cahaya rahmat dibulan yang memfitrahkannya
Hingga ampunan dan pembebasan ditukiknya
Sungguh Karena kemuliaanmu bulan ramadhan
Mereka mengerahkan segala kekuatan
Kekokohan bathin yang terpancar dalam jiwa
Menatap panji-panji amal dalam selimut penghambaan
Berdesah nafas dalam melatih jiwa
Dan merangkak menggapai magfirah
Hingga menjadi manusia yang fitrah
Aku tak sanggup lagi berkata...
Ramadhan, memang adalah waktu yang tepat
Waktu yang pas
Dan waktu yang memberikan kesempatan bagi insan beriman
Untuk menukik pahala iman yang besar
Maka, lakukanlah wahai para insan
Lakukanlah, dan tunaikanlah
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Minggu 29 Juli 2012, Pukul13:46 Wita.
Sabtu, 28 Juli 2012
~" PENYADARAN RAMADHAN "~
Hitungannya memang hanya sebulan
Namun keharumannya terasa hingga menenangi relung jiwaku sepanjang waktu
Dan tentu jiwa-jiwa seluruh yang melaksanakannya
Karena saat itulah ke-Mahamurahan sang pencipta bertaburan
Memberkahi segala titik-titik kehidupan bagi yang taat
Adalah Ramadhan nan suci
Bulan yang memberi fase penyucian
Mempercikkan tetesan rahmat dan pengampunan
Dan janji pembebasan dari ketakutan panasanya neraka
Aku dan mereka semua berlomba mengejar pemberkahannya
Terbukti, dan sungguh terbukti
Gericiknya dzikir dan tadarrus setiap saat terdengar
Lantunan tepianya doa lemah lembut, lirih dan berpasrah hati
Menahan dan melawan nafsu angkara
Membebaskan segala kemunafikan dan noda-noda melekat
Aku dan mereka melakukan itu..
Dibulan nan suci ini
Adalah ramadhan yang indah penuh cinta
Disana aku dan mereka diajar untuk tidak saling mencemoh, mengejek dan berfikir salah tentang orang lain
Tak sekedar hanya menahan lapar dan dahaga
Tapi sesungguhnya itulah hakekat cinta
Cinta yang ditaburkan oleh sang pemiliknya dibulan ampunan ini
Adalah ramadhan yang penuh pengampunan
Aku dan merekapun sadar bahwa kita tak lebih dari sebutir debu
Seonggok tanah liat
Kotor dan menjijikkan
Maka, sepantasnya kita meminta ampunan
Dan, jika ia telah pergi, ia pasti akan sangat dirindukan
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sabtu 28 Juli 2012, Pukul 15:25 Wita.
Namun keharumannya terasa hingga menenangi relung jiwaku sepanjang waktu
Dan tentu jiwa-jiwa seluruh yang melaksanakannya
Karena saat itulah ke-Mahamurahan sang pencipta bertaburan
Memberkahi segala titik-titik kehidupan bagi yang taat
Adalah Ramadhan nan suci
Bulan yang memberi fase penyucian
Mempercikkan tetesan rahmat dan pengampunan
Dan janji pembebasan dari ketakutan panasanya neraka
Aku dan mereka semua berlomba mengejar pemberkahannya
Terbukti, dan sungguh terbukti
Gericiknya dzikir dan tadarrus setiap saat terdengar
Lantunan tepianya doa lemah lembut, lirih dan berpasrah hati
Menahan dan melawan nafsu angkara
Membebaskan segala kemunafikan dan noda-noda melekat
Aku dan mereka melakukan itu..
Dibulan nan suci ini
Adalah ramadhan yang indah penuh cinta
Disana aku dan mereka diajar untuk tidak saling mencemoh, mengejek dan berfikir salah tentang orang lain
Tak sekedar hanya menahan lapar dan dahaga
Tapi sesungguhnya itulah hakekat cinta
Cinta yang ditaburkan oleh sang pemiliknya dibulan ampunan ini
Adalah ramadhan yang penuh pengampunan
Aku dan merekapun sadar bahwa kita tak lebih dari sebutir debu
Seonggok tanah liat
Kotor dan menjijikkan
Maka, sepantasnya kita meminta ampunan
Dan, jika ia telah pergi, ia pasti akan sangat dirindukan
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sabtu 28 Juli 2012, Pukul 15:25 Wita.
Kamis, 05 Juli 2012
~" AKU BERSAMA MENDUNG PAGI INI "~
Aku menatap sang cakrawala pagi ini
Disana terlihat langit gelap
Auranya pekat dan mendung
Pertanda gemuruh hujan bertandang
Dan, dinding bumi menggeletar lalu menggigil
Aku hanya berdecak diam
Duduk bersama terpaan angin pelan
Merasuk kedalam tubuh melalui pori-poriku
Lalu kuintip matahari yang tak kunjung berlabuh
Nampaknya hari ini alam kian kerontang
Menjelma mengalahkan cahaya panas
Merayap hitam di sudut-sudut langit
Hingga air mata langit berjatuhan
Membasahi pelataran bumi
Aku berdiri, dalam helai nafas
Kupandangi pepohonan, gunung, awan dan binatang-binanatang kecil
Namun gelap itu tak kunjung sirna
Langit tetap menggebu di kehitamannya
Bersorak menyambut pagi dalam kaku
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Jumat 06 Juli 2012, Pukul 09:26 Wita
Disana terlihat langit gelap
Auranya pekat dan mendung
Pertanda gemuruh hujan bertandang
Dan, dinding bumi menggeletar lalu menggigil
Aku hanya berdecak diam
Duduk bersama terpaan angin pelan
Merasuk kedalam tubuh melalui pori-poriku
Lalu kuintip matahari yang tak kunjung berlabuh
Nampaknya hari ini alam kian kerontang
Menjelma mengalahkan cahaya panas
Merayap hitam di sudut-sudut langit
Hingga air mata langit berjatuhan
Membasahi pelataran bumi
Aku berdiri, dalam helai nafas
Kupandangi pepohonan, gunung, awan dan binatang-binanatang kecil
Namun gelap itu tak kunjung sirna
Langit tetap menggebu di kehitamannya
Bersorak menyambut pagi dalam kaku
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Jumat 06 Juli 2012, Pukul 09:26 Wita
Langganan:
Postingan (Atom)