Jumat, 16 November 2012

~" PESAN DIBALIK HUJAN "~

Pesan yang kutahu dari sang pencipta,
Saat butir-butir hujan menggerutu kembali,
Membasahi wajah dan pelataran bumi hingga menggigilkan alam
Menusuk tajam pada raga manusia

Pesannya menyeruak, dan ia berkata,


Wahai sang manusia
Tatkala hujan datang, janganlah kalian banyak mengeluh
Karena dengan mengeluh dan tak syukur
Akan membuat kalian sendiri menjadi manusia yang dilaknat
Yang nantinya membuat kalian tidak akan memperoleh kemuliaan
Hingga kalian terseok-seok dalam penderitaan

Wahai sang manusia,
Setiap kali hujan tiba, kalian meminta kemarau
Dan jika kemarau tiba, kalian meminta hujan
Apa sebenarnya keinginan kalian?

Jauhilah prasangka buruk, yang melekat pada dirimu
Yang terus membuat kalian tak bersykur
Hindarilah keluhan besar, dibalik hujan yang kuturunkan
Sehingga kalian memeroleh cinta dan kasih sayang dariku

Lalu bergumamlah, dalam syair do'a yang ikhlas
Mintalah padaku, akar hujan yang kuturunkan memberi makna
Makna yang baik untuk kebaikan hidup kalian
Bergumalah dalam do'a
Bergumamlah,
Sampai akhirnya kalian mengetahui, pesan-pesan dibalik hujanku

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 15 November 2012.

~" MANUSIA RAPUH DAN LALAI"~

Berulang kali suara gemuruh Adzan di kumandangkan
Setiap saat kita dipanggil untuk bercengkrama dengan tuhan
Mealui ibadah, dan pengabdian
Agar kita tak kaku bertemunya nanti di alam mendatang
Menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan dari malaikat yang di tugaskan

Tapi,
Tapi, apakah kita bergegas melawan kemalasan?
Kemalasan yang terpelihara
Kemunafikan yang terus kita junjung tinggi
Kenistaan yang mendarah daging

Kita hanya mampu berkaca pada nafsu
Bersolek bersama Iblis sang penghianat
Menertawai kemuliaan yang dijanjikan
Melawan petunjuk yang semestinya di emban

Bahkan, seolah-olah kita tak lagi memiliki tuhan
Munafik, dan mempertahankan kebiadaban,

Jika begini, kita pantas di sebuat apa?

Kita pantas di sebut sebagai manusia yang lalai
Manusia yang rapuh
Lalai dan rapuh dari segala tugas dan kewajiban sebagai hamba

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 06 Oktober 2012.

~" BERSAMA HUJAN DAN KERIKIL TAJAM "~

Aku berjalan di tengah hujan
Perlahan kaki kulangkahkan, dan tangan kuayungkan
Ditengah derasnya hujan
Diatas kerikil tajam menusuk telapak kakiku yang telanjang
Hingga aku merasa kesakitan

Aku terus berjalan,
Di tengah hujan yang menggerutu itu

Berkecamuk membasahi pelataran bumi
Sementara, dingin terus menggigilkan seruluh tubuhku
Hingga terasa menusuk tulang-tulangku

Aku terus berjalan,
Tapi aku merintih kesakitan,
Kupaksakan terus melangkah dengan pelan
Namun, melemahkan seluruh ragaku
Karena rasa dingin dan kesakitan

Aku terus berjalan,
Bersama dingin dan rasa sakit

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 05 November 2012.

Kamis, 01 November 2012

~" MUTIARA TERLELAP "~

Disudut malam menyepi bersama gelap
Setelah di ronrong aktifitas seharian yang terus menyekap
Meletihkan seluruh raga yang menyelinap
Hingga mata sayu siap terlelap

Ia adalah mutiara hidup pendamai jiwa
Mutiara yang memberi cahaya
Merambah keseluruh relung-relung jiwa raga

Hingga mengusik fikirku berkala

Mutiara yang siap terlelap bersama puisi
Menyair bersama bintang dan nafiri
Persembahan dari intuisi diri
Menemani hingga alam mimpi

Oh Mutiaraku yang terlelap,

Tidurlah bersama kedamaian
Esok engkau kembali berjalan
Bersama kesibukanmu melawan
Menjunjung hidup layakmu bersama angan

Tidurlah,,, tudurlah,,
Mutiaraku terlelap..

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 01 november 2012.

~" SYAIR PERLAWANAN "~

Meski masih terlihat panorama indah yang terlukis di langit tinggi
Menjulang lalu kembali menerawang ke bumi
Melepuh disinar terik matahari
Seolah menggugah hati yang terus menyepi

Aku merasa telah bergumul dengan alam
Merambah direlung jiwa yang kelam
Membangkitkan hati yang pernah tersungkur suram

Dan bertahan pada sisi hidup yang guram

Lalu aku belajar memulainya dengan bergumam kata
Menukik kalimat puji pada sang pemberi nyawa
Dalam batas makna yang nyata
Mengkucurkan air suci dari sudut mata

Aku kembali bergumam dalam getar
Menduh hati yang menggempur fisikuku bergetar
Hingga seluruh ragaku ingin membongkar
Tirai kemunafikan dari mereka yang sering melanggar

Aku terus bergumam dan melawan
Sebab, itu adalah mantra pertempuran
Menghancurkan kebiadaban dan kemunafikan
Hingga aku menjadi seorang pemenang tanpa lawan

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 30 Oktober 2012.