Senin, 29 Juli 2013

~" HURUF-HURUF BERNYAWA "~

Ini bukan hanya sekedar huruf biasa
Yang mungkin kau anggap sebagai sampah-sampah kata
Mungkin juga kau anggap sebagai lukisan tak bermakna
Atau mungkin kau anggap sebagai virus-virus sabda

Ini bukanlah huruf-huruf biasa saja
Tetapi, ini adalah huruf-huruf yang bernyawa
Sejuta makna
Yang menguak isyarat rahasia

Ini adalah huruf-hufur dari jiwa yang bernyawa
Bahasa raga dan rasa
Menyair melantunkan melalui sajak-sajak fatwa
Menjadi penyejuk dan pembahagia

Ini adalah huruf-huruf bernyawa
Tertulis melalui jemari lentik tanpa noda
Terulas dari imajinasi yang suci memulia
Terpatri di jiwa dengan mempesona

Ini tentang huruf bernyawa
Nafasnya adalah setetes tinta
Raganya adalah bentuk-bentuk kata-kata
ia dapat merasuk kedalam jiwa dan sukma

Hanya pada huruf-huruf yang bernyawa


Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sulawesi Barat, 29 Juli 2013.


~" KAU, RATU PELUKIS RASA "~

Aku menggapaimu melalui syair-syair puisi yang tergurat
Melalui nada-nada suara yang menjerat
Bergumam di kalbu menukik cita yang menyirat
Meskipun raga dan tangan lembutmu tak bisa ku pegang erat

Sementara, pada ulas kata yang membisu
Di balik derai ucap jiwa yang terus menggerutu
Kau berada di beranda jiwa
Tersimpan rapi dalam aksara rasa

Kau, ratu pelukis rasa
Aku benar-benar terjerembab dalam ke-diaman yang bermakna
Menyatu padu dan mendekam di jiwa
Yang mungkin akan melekat pekat dan tak bisa terpisah sepanjang masa

Kau, ratu pelukis rasa
Kau memercikan rindu di dalamnya
Mengurai bayang-bayang raga
Hingga, lukisan-lukisan ragamu itu tersimpan Me-rahasia

Kau, benar-benar ratu pelukis rasa

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sulawesi Barat, 25 Julis 2013.

~" TELADANKU, KU MERINDUKANMU "~

Teladanku, Ku merindukanmu

Aku merindukan sosokmu yang sederhana nan bersahaja itu
Engkau selalu mendidikku menjadi anak yang baik di masa depanku
Mengajariku agar kelak nanti menjadi kebanggaan semua orang di sekitarku
Tapi, Karena cinta tuhan, engkau dipanggil lebih dulu

Teladanku, Ku merindukanmu

Aku masih ingat betul, saat aku masih kecil kala itu,
Engkau terus membelai kepalaku sambil menyanyikan lagu-lagu sendu
Menceritakanku tentang kisah-kisah dan cerita-cerita sebagai pengantar tidurku
Sambil mengusap-usap belakang dan punggungku

Teladanku, Ku merindukanmu

Jiwaku bergetar, air mataku bercucuran, ragaku merapuh saat ku kembali menyebut namamu
Sosokmu yang terus terpatri di sanubariku
Menjadi layaknya pisau tajam, demi menjaga amanahmu
Menjunjung didikanmu, agar engkau berbahagia di alammu

Teladanku, ku merindukanmu

Merindukan nasehatmu,
Kau bilang, saat aku sedang berbicara, maka harus sopan dan santun dalam bertutur sapa
Kau bilang, ketika aku ditanya, maka harus jujur dan berkata apa adanya
Ketika jasaku dibutuhkan orang lain, maka aku harus siap kapan dan dimana saja

Teladanku, ku merindukanmu
Sungguh, aku benar-benar merindukanmu

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sulawesi Barat, 24 Juli 2013.

Selasa, 23 Juli 2013

~" SI JAGO MERAH KEMBALI MARAH "~

Masihkah kita ingat waktu itu, tepat di bulan yang sama, ramadhan?
Saat si jago merah meluluhlantakkan toko-toko dan pemukiman
Saat jiwa-jiwa manusia dalam kepanikan
Saat sudut-sudut mata korban, air matanya terus bercucuran

Masihkah kita ingat waktu itu, para korban akhirnya gusar?
Karena pemadam kebakarannya lamban dan tak gentar
Yang akhirnya, membuat barang-barang murah hingga yang mahal lenyap dan habis terbakar
Dan, hanya tinggal puing-puing, abu yang bertebar

Lihatlah, kini Ia kembali menari-nari diatas puncuk-puncuk atap
Api yang berkobar ganas mulai menyulap
Barang dan harta titipan tuhan kembali lenyap
Dan kita, hanya bisa menatap dalam ratap

Kini ia datang bersama sahur
Raga pada jiwa-jiwa kita mungkin lupa menyungkur
Lupa bersyukur
Akhirnya tuhan kita menegur

Janganlah kita gundah dan marah
Kembalikan pada sang pemberi berkah
Sebab, harta-harta itu titipannya
Semua akan kembali padanya

Janganlah berburuk sangka dengan tuhan kita
Janganlah berhenti memuji dan memuja kepadanya
Sebab, di balik ujian itu ada magfirahnya
Yang akan memantapkan kekayaan jiwa dan keikhlasan hati kita

Ashari Rauf
Mamuju, Sulawesi Barat, 23 Juli 2013

~" KU MENCARIMU SANG PUTRI "~

Kini, malam berselimut sunyi
Aku menerawang wajahmu di balik letihnya hati
Tetapi, engkau tak kunjung tampakkan diri
Hingga akhirnya aku gamang dan tak mampu lagi maknai naluri

Aku mencarimu sang putri
Dari beranda-beranda tempat bercengkrama menyair puisi
Bahkan, hingga ke sela-sela angan dan dunia khayalanku sendiri
Menerobos hingga kejantung bulan, gelombang fana bermuka surgawi

Aku mencarimu sang putri
Lihatlah aku yang kini dirundung rindu berteman sunyi
Dikubur oleh relung sepi
Sepi yang terus memaki diri

Aku mencarimu sang putri
Hadirlah engkau di riak rinduku yang terpatri
Masuklah disela tiap doa yang kupendar terpancar memasung hati
Hingga jiwaku yanag merindu direstui ilahi

Aku tetap mencarimu sang putri
Di dalamnya rasaku yang tak bisa engkau ketahui
Hingga akhirnya, bibir ku mengatup terbungkam sepi
Menanti harap di balik Do'a yang terbuang di rintihan nurani

Ashari Rauf
Mamuju, Sulawesi Barat, Senin 22 Juli 2013, Pukul 23.21 Wita.

~" BERBICARA KE BULAN "~

Aku berjalan di bawah sinar bulan,
Tepat di garis-garis langit nan bertabur cahaya
Malam gelap berlari-lari menjauh
Di lebur cahaya sinar bulan

Saat itu, Sepintas bayangmu berlalu di pelupuk mata
Di selangkangan malam pada sisi jiwa
Merambah ke relung hati, lalu menggerogoti raga
Melintas, lalu terbang juga kebulan penuh asa

Lalu, aku mengadu dan berucap kata pada bulan itu,

Ohh Bulan, dengarkan suara-suara jiwaku
Suara-suara gemuruh dari relung hatiku
Tentang sebuah harap dan cita menggerutu
Terhembus bersama angin malam penuh cahaya yang terlihat kemayu

Ohh bulan, rasakan imajiku
Balut Do'a di balik Inspirasiku
Dengar ucap dan kataku
Penuhi cita di balik sendu-sendu nafasku

Ohh Bulan, lihatlah ragaku
Hanyalah seonggok daging dan tulang belulang
Tidak sepertimu yang terus memberi cahaya di malam hari
Merambah kesejukan pada jiwa-jiwa

Bulan, Dengarkan, rasakan dan lihatlah lantunan harapku
Karena aku sedang berbicara padamu

Ashari Rauf
Mamuju, Sulawesi Barat, Senin 22 Juli 2013, Pukul 01.48 Wita.

~" FA'INNAMA'AL USRI YUSRA "~

Nurani dan jiwaku tak pernah gentar dan khawatir
Apabila engkau telah menyelipkan kesulitan yang terus mengalir
Karena aku tahu, di balik itu ada kemudahan yang engkau persiapkan
Kemudahan untuk menjalankan tugas-tugas yang ku emban

Aku tahu, dan masih ingat betul firmanmu,
Sungguh masih sangat hafal firmanmu itu
"Fa'innama'al Usri yusra"
Firman yang terus meneguhkan hati penuh berani dalam dada

"Fa'innama'al Usri Yusra"
Ungkapan yang terus mendorongku menjadi pemberani yang tak takut pada apa saja
Ungkapan yang tidak pernah menggamangkan langkah-langkah dalam setiap masa
Firmanmu selalu menjanjikan kemudahan setiap kesulitan yang ada

"Fa'innama'al Usri Yusra"
Engkau tak akan menjanjikan kemudahan setelah kesulitan
Maka, siapkanlah kesulitan itu,
Sebab, akan kujalani dengan kesiapan-kesiapan penuh berani

"Fa'nnama'al Usri Yusra"
Engkau mendekatkan kesulitan
Engkau pula yang mendekatkan kemudahan
Pada setiap langkah dan tempat-tempat yang belum kurasakan

Ashari Rauf
Mamuju, Sulawesi Barat, Ahad 21 Juli 2013.

Jumat, 19 Juli 2013

~" MAMUJU DI ANGKA 14 DAN 473 "~

Mamuju, manakarra
Kini usianya terbilang sudah sangat menua
Sebab, 473 tahun adalah umur yang bukan biasa-biasa saja
Dan bukan usia yang berlalu begitu saja dengan sia-sia

Mamuju, Manakarra,
Pusaka dan warisan petunjuk yang mulia
Peninggalan leluhur dan pahlawan pada masa lampau yang jaya
Yang ditinggalkan pada generasi setiap zaman dan masa

14 juli adalah hari kebangkitan dan kelahirannya
14 Juli adalah petuah dari peradaban rakyat yang berbudaya
14 juli adalah sejarah yang mencatat kekokohannya
Dan 14 juli adalah momentum kemenangan rakyat bersama

Mamuju, manakarra dalam peradaban
Di sana ada prisai sebagai ketangkasan dan sifat kepahlawanan
Belahan melati sebagai kesetiaan dan kesulitan
Enam buah tali berpilin membatasi bidang sebagai bentuk persatuan
Enam mata rantai sebagai bentuk kokohnya ikatan persaudaraan

Mamuju di angka 14 juli sebagai hari kelahiran
Di sana ada bintang sebagai sikap patuh dan menjunjung tinggi ketuhanan dan kemaha-kuasaan
Setangkai biji padi yang berbutir 45 sebagai bentuk kemamuran
Dan, pitah merah putih yang diatasnya tertulis aksara manakarra sebagai bentuk kemerdekaan NKRI yang telah lama di proklamasikan

Mamuju, manakarra
Di angka 14 juli di usia 473, bukanlah angka yang hanya sekedar di lihat dan di ucapkan dalam kata dan bahasa
Di sana ada makna
Di sana ada beban tanggung jawab bersama-sama

‪#‎SelamatHariJadiMamujuke473‬

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sulawesi Barat, Ahad, 14 Juli 2013.

~" MERAMADHANKAN DIRI DI BALIK RAHASIANYA "~

Kutitip puja dan pujianku melalui pintu alam,
Melalui pintu-pintu do'a yang kupanjatkan di waktu siang dan malam
Penuh harapan dan mengejar cita dan cinta, agar do'a-do'a itu sampai pada-Mu
Agar harapan itu benar-benar tekabulkan oleh-Mu

Aku tahu, bulan-Mu yang lebih baik dari seribu bulan itu
Aku tahu, bulan-Mu itu adalah bulan yang khusus untuk orang-orang yang beriman kepada-Mu
Aku tahu, bulan itu bulan penuh berkah, bulan ampunan dan pembebasan dari siksa api neraka-Mu
Dan aku juga tahu, bahwa bulan itu adalah ujian peningkatan iman dan mengubah mentalku

Bulan-Mu memang mengeringkan tenggorokanku di setiap hari
Bulan-Mu memang mengujiku untuk menghindari perilaku-prilaku tak terpuji
Bulan-Mu memang mendisiplinkan aku untuk terus mengejar kebaikan hakiki
Dan bulan-Mu menginspirasi tentang kehidupan yang layak dunia akhirat nan sejati

Adalah bulan Ramadhan-Mu
Airnya bagai mutiara magfirah yang menderu
Gericiknya, bagai dzikir dan tadarrus yang merdu
Tepianya adalah balutan doa lemah lembut, lirih dan berpasrah hati yang setiap saat kupersembehkan untuk-Mu

Ramadhan-Mu adalah rahasia, yang nilainya tak sekedar lapar dan dahaga
Ia adalah hakekat cinta yang sesungguhnya
Yang aku yakini, bahwa Pahala-pahala secara langsung engkaulah yang membalasnya
Dan sampai kapanpun hanya engkaulah yang membalasnya

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu 13 Juli 2013 (4 Ramadhan 1434 H.)

~" SAAT DATANG BULAN BERKAH "~

Bermiliar-miliar pasang mata dan kepala
Umat muslim di seantero jagad raya
Mereka senang dan bergembira
Menanti kedatangan bulan yang penuh berkah, bulan pengampun dan pembebasan segala noda dan dosa-dosa

Kini, bulan yang ku rindukan dan dirindukan oleh semua umat muslim telah datang kembali menyapa
Datang untuk membuka kesempatan bagi semua
Memberi kesempatan untuk meraih pahala sebesar-besarnya
Memberi kesempatan bagi semua yang ingin meleburkan noda dan dosa-dosanya

Bulan yang penuh pengampunan
Bulan yang penuh pengharapan
Bulan yang penuh kemuliaan
Bulan yang disiapkan kebaikan dari seribu bulan

Bulan yang membuat berlinang air mata kerinduan
Bulan yang mebuka seluas-luasnya amalan-amalan
Mengiringi jiwa penuh asa dalam keimanan
Terhampar berjuta keutamaan dan pahala yang telah dijanjikan

Kedatangnnya, membuat aku dan umat muslim tersimpuh memohon kepada-mu
Beri kami setetes lautan nikmat untuk kemudian kami persembahkan ibadah panjang kepada-Mu
Demi merasakan lagi bulan agung-Mu
Bulan pembebasan dari siksa panasnya neraka-Mu

Kedatangnnya
Ku ucapkan selamat untuk menyambutnya (Bulan suci Ramadhan 1434 H/2013 M.)

Azhari Belajar Nulis Puisi
Masmuju-Sulawesi Barat, Jumat 28 Juni 2013.

~" AKU DAN SE ONGGOK KATA "~

Aku adalah seonggok raga yang tak berdaya
Sementara, huruf-huruf yang berjejeran menjadi kata tanda
Menjadi makna
Makna menjadi rasa

Aku Adalah nafas dan jiwa yang bisa hilang kapan saja ditelan masa
Sementara Onggokan kata dalam relung fikirku adalah keabadian bahasa
Menjadi syair yang meraja
Bertahta dalam kemayu kata

Aku adalah Nurani yang bisa mati
Sementara Onggokan kata adalah rupa dan wajah imajinasi
Menjadi lantunan karya yang mempesona dari generasi kegenerasi
Bertahan pada jiwa-jiwa dan hati yang memiliki seni

Aku adalah ide, gagasan, fikir dan akal, yang bisa musnah
Sementara onggokan kata adalah hasil dari ide, gagasan, fikir dan akal yang tidak musnah
Menjadi kalimat yang melekat seolah menjadi wasiat dan amanah
Bersemayam dalam relung jiwa dan akal yang terus ter-asah

Itulah aku dan se onggok kata, penuh makna.

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawaesi Barat, Sabtu 22 Juni 2013