Minggu, 03 Februari 2013

~" ADA MANUSIA SIA-SIA"~

Bukan hanya kaleng-kaleng yang kosong
Tapi manusia yang banyak bicara, ternyata hanya omong kosong
Mengaku siap menyogsong
Ternyata nyali ciut, seperti lorong-lorong kosong

Coba lihat, saudaraku semua
Ada manusia sia-sia
Yang kerjaannya perkosa alam dan lingkungan kita
Menipu, menjajah, memfitnah, membunuh, memamerkan kekayaan, mencaci, berbuat tak adil dan semaunya saja

Ada manusia sia-sia
Diperintah oleh sang pemilik sejati tapi tak bersegera
Menghlalkan yang haram-haram saja kerjaannya
Tak berkesungguhan mencari jalan yang harus dituntunnya

Ada manusia sia-sia
Tak mengenal kebaikan, seolah-olah hidup di dunia adalah hadiah semata
Tak mengenal tuhannya
Tak mengenal silaturahmi, dan hidup berdampingan yang baik pada sesama

Ada manusia sia-sia
Yang kerjaannya bermalas-malasan saja
Tak menuntut ilmu untuk bekalnya
Tak mau bekerja untuk keberlangsungn hidupnya
Dan tak mau beramal demi hidupnya di dunia dan bekalnya diakhirat sana

Itulah manusia sia-sia
Semoga, tidak ada diantara kita.

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Ahad 03 Februari 2013.

~" PENEGAK KEADILAN JALANNYA MIRING "~

Yang aku tahu, penegak keadilan adalah penegak hukum
Yang aku tahu, Penegak keadilan adalah wakil dan pembantu rakyat
Yang aku tahu, penegak keadilan adalah penguasa yang sedang memimpin
Dan yang aku tahu, penegak keadilan adalah mereka-mereka yang benar-benar adil kepada siapapun

Undang-undang 1945 bukanlah sekadar tulisan dan sampah kata
Apa lagi bunyi-bunyi pasal dalam pancasila
Peraturan-peraturan yang di buat tak mesti dibaca saja
Bhinneka yang diagung-agungkan tidak lagi tunggal ika

Negeriku lucu, bisa membuat kita pusing
Penegak keadilan jalannya miring
Begitupula saat memberi keputusan yang hanya miring-miring
Yang akhirnya, kadang-kadang rakyat yang benar disalahkan, yang salah dibenarkan, akhirnya jadi boring

Negeriku lucu,
Penegak keadilan jalannya tetap miring, tapi tak malu
Menghabiskan uang negara saja dengan cara-cara jitu

Tapi, aku bersama rakyat kecil kok yang jadi malu-malu
Sementara, penegak keadilan jalannya miring-miring melulu

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Sabtu 02 Februari 2013.

~" AKU INGIN SEPERTI PERI "~

Aku memang terlahir sebagai manusia
Hidup dialam yang nyata
Bebas, tapi belum terlalu memberi manfaat apa-apa
Hanya seperti ini saja

Sementara, peri, lahir bukan hanya di dunia hayalan
Tetapi, bisa jadi ia berada disetiap jiwa para insan
Meskipun hanya dalam cerita dongeng kebanyakan
Sebagai malaikat cantik dan penolong bagi yang membutuhkan

Aku ingin seperti peri
Penolong yang manis dan cantiknya seperti peri
Yang setia setiap saat dalam memberi
Membantu, siang dan malam hari

Aku ingin seperti peri yang lembut
Tangan dan kulitnya halus lembut
Membelai kepala dan mengelus-elus rambut
Rambut siapa saja yang kebahagiaannya terenggut

Aku ingin seperti peri yang manis
Tak pernah menangis
Apa lagi meringis-ringis
Tetapi ia selalu hadir ditengah-tengah orang yang hidupnya tragis

Aku ingin seperti peri, yang selalu menolong
Meskipun ada yang bilang hanya omong kosong
Tetapi, aku juga ingin menjadi cinderella penolong
Menjadi sahabat bagi semua dalam mengarungi hidup yang di song-song

Aku ingin seperti peri
Sungguh, aku benar-benar ingin seperti peri

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 01 Februari 2013.

~" 31 JANUARI, KUKENANG SANG PAHLAWANKU "~

31 Januari 2009 Tepatnya,
Aku dan keluarga ditinggal oleh sang pahlawan Kehidupan
Kembali kepangkuan sang pemilik sejati
Disaat itu air mata keluarga berkucuran, dan kepala tertunduk haru

31 Januari, Kukenang sang penasehat handalku
Sedih, dan jiwa terasa melayang saat kepergiannya
Raga seolah tak bisa bangkit lagi
Bergetar hingga melepuh, seolah tak bisa bergerak lagi

31 Januari, mungkin hanya hari seperti biasanya
Tapi, bagi aku dan keluarga adalah hari dakwah bisu
Memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan selanjutnya
Kehidupan yang abadi

31 Januari, mengenang kewafatannya
Bagi bangsa dan negeri ini, mungkin ia bukan siapa-siapa
Meskipun, ia adalah tentara rakyat pada zaman kemerdekaan
Bagi Istrinya tercinta, ia adalah sosok suami yang bertanggung jawab
Bagi anak-anaknya, ia adalah teladan yang tegas dan pendidik yang baik
Bagi Masyarakat disekitarnya, ia hanyalah sosok Imam di Masjid yang ramah dalam bersikap
Bagi para anak-anak kecil ia adalah guru ngaji yang sangat bijaksana

31 Januari, sungguh kenangan berharga bagi aku dan keluarga

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 31 Januari 2013.

~" GORESAN JIWA ANAK JALANAN "~

Aku yang kini disekap oleh alam
Yang hanya mampu bergumam siang dan malam
Berjalan menelusuri hidup yang buram
Kesana kemari, bahkan kadang-kadang berlari seperti di rajam

Pada malam hari aku kedinginan
Sementara pada siang hari aku kepanasan
Karena aku hanya anak jalanan
Anak jalanan yang terus berkeliaran di Jalanan

Aku hanya sering bernyayi
Kadang-kadang juga berdiskusi
Bahkan, menoreh Kata menjadi sebait Puisi
Hingga menggoreskan isi jiwa yang terzalimi

Tapi aku lebih mending, hidup bersama alam bebas
Dibanding mereka yang duduk dan tidur ditempat ber AC dengan pulas
Meskipun kami susah payah mencari makanh dari beras
Tapi kehormatan kami tetap terpelihara dengan baik dengan jiwa yang selaras

Aku hanya anak jalanan
Maka kugoreskan titah ini, dengan perlawanan
Menjulur dari bilik jiwa kami yang terus meronta di sudut-sudut jalan
Dan, hanya alamlah yang setia bersama, menemani panjangnya perjalanan

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 30 Januari 2013.

~" RAKYAT KECIL TETAP KECIL "~

Yang aku tahu rakyat di negeri ini adalah raja
Mereka adalah pemegang kendali tahta
Yang seharusnya dilayani oleh para wakil rakyat dan para penguasa
Itulah yang aku tahu di negeri yang tercinta

Namun, Apakah kenyataan itu benar adanya?
Tidak, itu tidak berlaku di negeri yang tercinta
Para rakyat malah menjadi musuh bagi mereka
Padahal, rakyat yang mendaulat mereka

Alangkah lucunya negeri yang kaya
Rakyat dibiarkan sengsara
Dibiarkan bergelimang air mata
Terseok-seok mengejar kata sejahtera

Rakyat kecil, tetap kecil saja
Dengarlah gumaman puisi ini dalam syair kata

Lihatlah di pinggir-pinggir jalan raya
Lihatlah di pelosok-pelosok desa
Lihat juga para kaum kecil miskin kota
Tentu disana kita melihat aneka kelucuan yang nyata

Rakyat kecil tetaplah kecil, saudara
Padahal mereka adalah penyokongan dana
Menyumbang melalui pajak untuk pembangunan negeri ini semata
Sungguh benar-benar pembangunan yang nyata

Rakyat kecil tetap kecil, saudara
Maka untuk membebaskan itu semua
Satukanlah gumamu untuk melawan meraka
Lalu bebaskan dirimu dari kekecilan yang dilakukan oleh para pengusa

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 30 Januari 2013.

~" MAMUJUKU, KU SAYANG PADAMU "~

Aku memang bukan siapa-siapa
Dan mungkin tak pernah memberi apa-apa
Karena aku hanya punya tangan kosong
Tak seperti mereka yang selalu menyokong

Tapi, apabila ada yang bertanya padaku
Tentangmu,
Maka aku akan menjawab, tentang kasih sayang dan kecintaanku
Kecintaan dan kasih sayangku, padamu mamujuku

Dan, apabila ada yang berani melukaimu
Membiarkan pelataranmu hancur lebur, mengkhianatimu
Melululantahkan tatanan alam indahmu
Maka biarkan aku mengasah pedangku, Lalu menusuk dan membelah dada mereka, untukmu

Mamujuku,
Alam bebasmu masih sangat indah
Lautanmu, Gunung-gunung, pohon-pohon juga masih sangat indah
Sungguh, sangatlah indah

Mamujuku, Ku sayang padamu

Karena kecintaankulah, hingga aku tak rela jika ada yang mengobok-obokmu
Karena kasih sayangkulah, hingga aku tetap akan menjaga pelataranmu
Bahkan kupertaruhkan jiwa dan ragaku, demimu

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 28 Januari 2013.

~" SENYUMAN MANIS "~

Senyuman begitu manis
Kulihat dari sudut wajah dan aura yang manis
Menggetarkan jiwa, Hingga membuat aku menulis
Menulis bait-bait syair tentang senyuman manis

Senyuman manis, membuatku kaku
Tak pilu, tapi aku malah malu
Dilihatnya nanti, jika kupandang melulu
Hingga membuat aku ragu dan sungguh malu-malu

Senyuman manis,
Ohh Si pemilik senyuman manis

Karena senyuman manis itu,
Membuat tiap bait tercipta dengan tanda yang jitu
Ditulis dengan pena cahaya yang kemilau
Bertintakan senyum, yang sngat memukau

Karena senyuman manis, jemariku bergetar begitu saja
Gingga jiwa dan relung terus bertanya-tanya
Siapakah pemilik senyum manisnya?
Semoga bukan punya siapa-siapa

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 26 januari 2013

~" BALADA SANG PETANI "~

Wahai sang petani, di negeri ini,
Saat matahari belum bercokol di pelataran bumi
Engkau telah tinggalkan gubuk-gubukmu, menjadi sepi
Menuju ladang dan sawah tempat mencari nafkah dan bertani

Kau membawa se onggok perbekalan
Berkaki telanjang, berpakaian kotor yang memperihatinkan
Membawa cangkul, parang, dan bekal semangat kepahlawanan
Mepertahankan hidup keluarga, yang terus di himpit kemiskinan

Wahai sang petani,
Kau gantungkan hidup di bawah hujan dan sinar terik matahari
Kau memikul beban yang berat di negeri ini
Tapi kau tempuhi dengan sabar dan semangat mumpuni

Sementara, peikmat hasil tani di negeri ini sungguh payah
Mereka hanya membeli hasil-hasilmu dengan harga murah
Sungguh payah,
Meskipun semangat jiwa raga tak pernah surut dan goyah

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Kamis, 17 Januari 2013.

~" DI KOTAKU, ANGIN KENCANG MENERJANG "~

Disini, di Kotaku banyak yang hanya bersenang-senang
Sementara badai dan angin selalu menerjang
Berteriak menggebu sangat kencang
Bersama hujan meluap, yang akhirnya datang juga si banjir bandang

Disini, di kotaku laut menghentak gelombang
Pohon pohon yang bertengger di pinggir jalan dan di gunung-gunung tumbang
Tiang listrik dan tower menjulang tinggi juga tumbang
Rumah rumah-pun terbongkar dan tumbang

Disini, di kotaku tak lagi berimbang
Alam terserak retak berdentang
Para manusianya hanya bisa gamang
Tak ingat lagi pada tuhan, karena sudah takut dan bimbang

Disini, di kotaku semakin gelap di pelataran pandang
Pikiran jadi hilang melayang
Dan, rasa takut tetap datang
Hingga akhirnya, hanya pasrah tidur terlentang

Akankah ini akan berakhir dengan senang
Mungkin iya, jika manusianya tak lagi gamang
Lalu menghadap dan bersyukur dalam do'a yang panjang
Yang nantinya angin kencang tak lagi menerjang

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Selasa, 15 Januari 2013.

~" PENYAKIT PEJABAT MENCUBIT RAKYAT "~

Aku dan sebahagian rakyat kecil tahu
Kalau pejabat itu punya penyakit rasa tak malu
Karena hanya mengikuti kehendak sendiri jika mereka sudah mau
Apapun, sungguh jika mereka sudah mau

Coba buka mata saudara saudari rakyat kecil dinegeri ini
Kesewenang-wenangan yang dilakukan olehe mereka selama ini
Mulai dari pembahasan uang kita yang sembunyi-sembunyi
Hingga program-program pembangunan yang tak transparasi

Sementara pada wakil rakyat kita
Juga telah berbuat yang nyata
Nyata, punya penyakit yang sama
Main kucing-kucingan pula mereka

Hai saudaraku, ayo bangun jiwa raga
Kita sama-sama melawan mereka
Jangan biarkan penyakit pejabat menjangkit rakyat semua
Sebab, hanya kitalah yang bisa mengubah dan melawan mereka

Selama ini, mereka telah membuat rakyat tercubit
Itu, karena sebahagian mereka berpenyakit
Kita harus waspada agar tak terjangkit
Terjangkit dari penyakit yang sudah lama mencubit

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 14 Januari 2013

~" MENULISLAH PUISI "~

Jika kalian tidak setuju tatanan negeri ini yang sedang kerisis
Atau bahkan jiwa negeri ini sedang kritis
Atau mungkin tidak sepakat dengan sistem demokratis
Janganlah jadi penjilat dan pargmatis
Tetapi, bersyairlah dalam nyayian puitis

Menulislah puisi
Bersyairlah dalam nyanyi-nyaian mencibir, mereka kini
Bergumamlah dalam bait yang menggigit penguasa negeri ini
Untuk mencubit, bahkan mencabik-cabik mereka yang sekedar ingin berkuasa di negeri ini

Menulislah puisi perlawanan
Puisi menjadi tombak atau pedang, jika kalian tak mampu menghancurkan
Atau merobohkan penguasa negeri ini yang hanya berjanji kesejahteraan
Mereka pencetus kemakmuran,
Tapi melakukan pembohongan besar-besaran

Runcingkan penamu,
Dan menulislah puisi, meramu syair-syair penyeru
Menyemangati para kesatria sejati yang terus menderu
Melakukan perlawanan yang jitu

Menulislah puisi,
Sebab kita tak punya peluru dan amunisi
Seperti yang dimiliki para penguasa negeri ini
Menulislah puisi
Kumohon menulislah puisi

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Ahad, 13 januari 2013.

~" RINDU KEHARMONISANMU DULU "~

Dulu, kalian sering bercanda gurau
Berpegangan tangan, satu bahasa, satu kata bersama selalu
Memperjuangkan hal-hal yang perlu diperjuangkan di masa lalu
Tapi kini, mengapa begitu?
Kalian tak lagi memperlihatkan keharmonisanmu

Dulu, kalian bersama
Saling memberi masukan untuk berguna dan atas jasa-jasa
Berpegang kendali pada perjuangan semata
Tapi kini, itu tak lagi terlihat nyata
Kalian membentuk faksi-faksi, kelompok-kelompok yang akan melahirkan perbedaan antara sesama

Kalau boleh, aku jujur
kita semua tak akan mujur
Berjuang untuk kepentingan orang banyak, mungkin jadi gugur
Gugur, karena menggap bahwa semua telah terlanjur
Makanya, Bangkitlah kalian dan saling jagalah harmoni dalam rasa syukur

Mengapa aku berkata demiakian pada kalian?
Karena aku rindu melihat keharmonisan
Yang pernah teranjut diantara kalian
Menjadi kekuatan dan bukan malah perpecahan
Membawa amanah hasil-hasil perjuangan

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 13 januari 2013.

~" SAYA, HANYA SEDERHANA SAJA "~

Saudaraku semua, saya ingin bertanya
Mengapa kita terlalu mengejar kemewahan dunia?
Lalu, setalah kita kaya
Kita tidak ingat mereka-mereka
Yang tinggal di rumah kumuh, yang tak punya apa-apa

Mengapa kita tidak ingin menjadi sederhana saja?
Sederhana dan bersahaja saja
Sederhana mendidk kita berjiwa baik kepada sesama
Sederhana mengajarkan kita berhati kesatria

Lalu, buat apa,
Yang jadi kaya, tapi tak berarti buat si miskin secara nyata
Lalu, yang jadi miskin, tapi tak mau berusaha
Menjadi orang yang berguna

Mengapa banyak dari saudara kita
Yang kaya tapi tetap sombong kepada sesama
Sementara, si miskin juga tak bangkit dari keterpurukan masa
Sungguh saya benar-benar heran melihatnya
Heran karena membiarkan diri begitu saja

Hai saudaraku semua,
Saya, hanya sederhana saja
Memilih sederhana saja adalah wujud nyata
Bagi kehidupan yang damai dan tak berkelebihan semata

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Sabtu 12 Januari 2013

~" DEMONSTRAN, SEMPURNAKAN KEMERDEKAAN "~

Jangan kira kalian semua menganggap demonstran tiada guna
Jangan kira kalian semua mencemoh mereka yang sebenarnya berjasa
Alangkahnya lucunya
Pasti sangat lucu, karena kalian salah nilai kepada mereka

Tahukah kalian?
Mengapa mereka demo dan melawan?
Bahkan mengamuk dan semangat berkobar, kepanasan
Itu, karena ada sistem yang salah dari hasil peninggalan para pejuang kemerdekaan
Ada konsep dan tatanan negeri yang fatal dijalankan

Sementara kalian menilai para demonstran adalah anarkis
Bahkan bisa jadi kalian menilainya teroris
Itu, semua di dramatis
Oleh para penjajah bangsa sesama bangsa di negara yang katanya demokratis

Alangkah lucunya negeri ini
Para demonstran disikat habis oleh para pengamanan negeri ini
Tapi dengan cara-cara kekerasan tak terkendali
Apakah memang harus begini?
Sungguh tatanan negeri ini hancur sekali

Lihatlah, pelaku koruptor terlindungi
Penyelewengan dan penindasan yang tak berkeadilan tertata rapi
Rakyat yang jadi korban sejati
Lalau, apakah para demontran salah jika melawan, kini?

Kuberitahu pada kalian
Para demonstran itu adalah pahlawan
Pahlawan masa kini untuk kesempurnaan kemerdekaan
Yang telah diamanahkan pada jiwa dan raga para demonstran

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 10 Januari 2012.

~"SI MANIS BERBAJU BATIK "~

Kulihat saat itu seorang gadis sedang berjalan
Menyusuri ruas dan beberapa persimpangan
Menggunakan baju batik kesayangan
Berwarna warni, indah di penglihatan

Kukejar dan kudekati ia
Alangkah Indahnya,
Ayunan tangan dan langkah kakinya
Elok dan bola matanya
Sunguh sangat Indah kelihatannya

oohh...
Gadis manis berbaju batik
Sungguh manis dan cantik
Membuat Hati seolah terpetik
Dan ingin agar aku dan ia terlantik
Menjadi sepasang kekasih, si manis berbaju batik

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat.