Selasa, 14 Mei 2013

~" DI ATAS MOBIL TUA "~

Masih kah kau ingat waktu itu?
Di sebuah desa terpencil aku sedang menunggu mobil untuk berangkat kekota
Kala itu,
Melintaslah sebuah mobil tua, yang mengantar kau dan aku menuju kota

Masih kah kau ingat waktu itu?
Di atas mobil tua, saat kali pertama bola mataku bertemu dengan bola matamu
Lalu kita saling bertatapan sambil senyum tersipu malu
Kita duduk perdampingan, karena kursi-kursi sudah penuh di mobil tua itu

Masih kah kau ingat waktu itu?
Di atas mobil tua, awalnya kiita hanya duduk terdiam membisu
Lalu aku memulainya dengan kata tanya dengan ragu-ragu
Dan kaupun menjawab dengan wajah malu berkemayu

Masih kah kau ingat pula waktu itu?
Di atas mobil tua, sesaat setelah kita jauh meninggalkan desa
Kita sudah mulai akrab dengan banyak kata dan tawa sambil bercanda gurau
Bercanda gurau menuju kota

Masih kah kau ingat waktu itu?
Setelah kita sampai di kota dan selanjutnya berpisah raga
Kita hanya menyisakan kenangan sejenak saja, diatas Mobil tua
Mobil tua yang mengantarkan aku dan kau dari desa menuju kota

Azhari Rauf
Mamuju-Sulawesi Barat, Senin 13 Mei 2013.

~" HATI-HATILAH DENGAN IBLIS "~

Saudaraku, berhati-hatilah dengan iblis
Sebab, bukankah kita tahu mereka punya janji dengan tuhan kita
Janji untuk menggoda umat manusia
Dan menyesatkan, lalu memalingkan diri kita dari sang pencipta

Saudaraku, berhati-hatilah pada iblis
Ia akan merasuk kedalam jiwa kita
Berusaha menghuni dada-dada kita
Lalu, mengajak kita untuk berjalan menuju neraka

Bayangkan saja,
Cinta kepada sesama mampu ia pengaruhi menjadi kebencian
Ia mencengkramkan kuku-kukunya, lalu membuat kita berselisih dan saling menjerumuskan
Ia menggoda telinga, mata, tangan, kaki, mulut, hidung dan seluruh raga dan fikiran

Saudaraku, berhati-hatilah pada iblis
Sebab, Dari sikap ramah kita dipengaruhi jadi pemarah
Dari penyayang kita pengaruhi jadi pembenci
Dari sifat jujur kita dipengaruhi jadi pembohong
Dari rajin ibadah kita dipengaruhi jadi pemalas

Jangan biarkan Iblis menguasai dan mempengaruhi jiwa dan raga kita
Sehingga, teruslah berhati-hati.

Azhari Rauf
Mamuju-Sulawesi Barat, Ahad 12 Mei 2013.

~" ORANG MISKIN DAN PENGUASA "~

Lihatlah Potret bangsa kita
Dari kota-kota besar hingga pesok desa
Dari kota-kota desa hingga pinggir-pinggir kota
Banyak kita jumpai rumah-rumah kumuh yang dihuni oleh mereka

Lihatlah gambar kehidupan masyarakat kecil dinegeri ini
Masih banyak kita jumpai diantara mereka yang hidup dalam himpitan ekonomi
Bekerja menjatuhkan keringat bahkan darah tetapi berpenghasilan kecil sekali
Mereka menjadi orang miskin di negeri sendiri

Mau makan tak ada beras
Mau teriak juga tak dibalas
Mau mengadu kepada mereka tapi tak didengar
Mau mengamuk sudah pasti dihukum karena dinilai melanggar

Maka jangan heran, penduduk bangsa kita yang miskin banyak yang kurus
Hidupnya miskin dan tak terurus
Tak tahu, apakah ini akan berlanjut terus menerus
Ataukah segera berhenti dan penderitaannya terhapus

Sementara, pejabat dan penguasanya
Banyak yang kaya raya
Mau beli itu, beli ini, terserah apa saja bisa
Uang mereka bertumpuk dan tertimbun di mana-mana

Penguasa di negeri kita, banyak yang memakan kerikil dan aspal
Memakan besi-besi jembatan, semen-semen untuk bangunan dan kertas dikantor atau peralatan gedung-gedung yang mahal
Memakan keringat rakyat miskin kita, dengan cara tak halal
Bahkan, aset-aset rakyat mereka jual

Inilah potret kecil dari bangsa kita
Potret dimana banyak orang-orang miskin secara nyata
Dan, banyak orang-orang kaya hingga penguasa
Inilah, potret orang-orang miskin dan penguasa

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Sabtu 11 Mei 2013.

Jumat, 10 Mei 2013

~" DESAKU, KINI BURAM "~

Aku dulu dilahirkan di desa yang permai
Desa Terpencil tapi pemandangan yang sangat asri
Desa kecil tapi masyarakatnya hidup rukun dan damai
Dibesarkan dan dibuai dalam linkungan alam yang indah disana sini

Dulu, di desaku
Pohon-pohon daunnya rimbun dan subur
Gunung-gunung yang tinggi dan air terjun terlihat indah meluncur
Meluncur kebebatuan dan menyungkur
Sementara masyarakat petani dan nelayannya mengais rezeki dengan mujur

Masih dulu,
Air sungai mengalir lembut dengan sangat jernih
Rerumputan terus gembira dan bergoyang subur melirih
Kebun-kebun penghuni desaku bekerja keras dengan semangat yang gigih
Gigih dan semangat karena terlatih

Tapi kini,
Desaku mulai Buram
Pohon-pohon ditebang, Sungai jernih jadi keruh, Gunung yang hijau menjadi gundul dan terlihat suram
Banjir dan longsor terjadi, sementara masyarakatnya tak bersemangat lagi hingga mulut terbungkam
Aku hanya bisa bergumam melihat desaku yang buram

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Jumat 10 Mei 2013.

~" KITA ADALAH DESAIN TUHAN "~

Tak usah ribut-ribut atau protes soal bentukmu
Itulah kau, inilah aku, dan seperti inilah kita
Jangan coba ubah bentuk yang telah ditentukan oleh tuhan untukmu
Sebab, jika kau mengubahnya, maka akan lahir ketidaksukaan pencipta

Tak usah kau mencemooh tuhan dan mnegedepankan rasa tak syukurmu
Itulah kau, inilah aku, dan seperti inilah kita
Jangan coba melawan tuhan atas apa yang telah diberikan kepadamu
Sebab, kita adalah desain, atau bentuk yang paling sempurna

Kau, aku, dan kita mesti banyak bersyukur
Menyungkur ketanah dan bertafakkur
Bukan malah menodai diri dan tak mau menerima kehendaknya
Karena kita adalah bentuk dan desain darinya

Bukankah kau, aku, dan kita sama-sama tahu?
Kekurangan dan kelebihan itu ketentuannya?
Bukankah kau, aku dan kita semua juga tahu?
Jikalau raga dan jiwa adalah ciptaannya?

Maka dari itu, Syukurilah
Terima dan peliharalah
Sebab kita adalah mahluk yang sudah di desain olehnya
Mahluk yang dibentuk dengan penuh cinta dan kasih sayang sepanjang masa

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Kamis 09 Mei 2013

~" JAKARTA "~

Jakarta,
Kota di Pulau jawa
Dulu, kota itu dikenal dengan sunda kelapa
Lalu berubah lagi jadi kota Batavia
Dari Batavia menjadi kota Jakarta

Jakarta,
Kota metropolitan, kota yang mempesona
Kota yang gedung-gedungnya tinggi menjulang
Kota yang bising dimana-mana, tetapi tetap saja indah dipandang

Jakarta,
Kota yang Bangunan dan jalannya tertata rapi
Kota tempat para pengusaha dan pejabat-pejabat negara yang kaya
Kota para kaum intelektual, sekaligus orang-orang hebat di negeri ini

Jakarta,
Ibu kota negara
Kota yang jaya
Kota tercinta orang-orang indonesia

Azhari Belajar Nulis Puisi
Jakarta, Minggu 21 April 2013, Pukul 23.47 Wib.

~" MENULIS ADALAH SENJATAMU "~

Jika engkau merasa tak mampu mengepalkan tanganmu
Untuk melawan para penindas
Yang tak berkeadilan bagi rakyat di tanah ibu pertiwi

Jika engkau tak mampu mengencangkan otot-ototmu
Untuk mengajak mereka bertarung
Yang tak memperhatikan nasib rakyat dinegerimu sendiri

Jika kau tak mampu mengasah pedangmu
Untuk kau pakai menggerek leher mereka
Yang tak pernah menepati janji-janji kesejahteraan

Jika kau merasa tak mampu,
Maka asahlah penamu
Ambillah selembar kertas
Mainkanlah Imajinasimu untuk sebuah peperangan

Sebab, senjatamu hanyalah pena bersama kertas
Lalu tulislah tentang sebuah kenyataan hidup dinegerimu
Sungguh sebuah kenyataan hidup dinegerimu

Tulislah sebuah pernytaan perlawanan
Tulislah tentang sebuah kebenaran
Tulislah sebuah kalimat keberanian
Tulislah sebuah kata peperangan

Sebab, dengan tulisanmu
Menjadi senjata ampuh bagimu
Untuk kau gunakan membunuh mereka semua

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 29 Maret 2013

~" BAGAIMANA MUNGKIN INDONESIAKU JADI BAIK "~

Bagaimana mungkin Indonesiaku jadi baik,

Jikalau hukum di negara ini seperti pisau
Yang tajam kebawah tapi tumpul keatas
Para penegak keadilan jalannya miring-miring
Yang akhirnya, hasilnya juga bikin miring-miring kepala

Bagaimana mungkin Indonesiaku jadi baik

Ideologi pancasila yang harusnya menjadi pedoman berbangsa
Saat ini di injak-injak sendiri oleh para petinggi Negara
Undang-undang 1945, kini dianggap sebagai kata-kata biasa saja
Anak-anak dan fakir miskin tak terpelihara

Bagaimana mungkin indonesiaku jadi baik,

Jarang sekali orang jujur yang kulihat, dari kalangan atas hingga kebawah
Sejumlah Dewan terhormat hanya janji-janji dusta
Para pejabat menghabiskan uang negara dengan cara jitu
Sementara rakyat miskin tetapa saja miskin

Bagaimana mungkin Indonesiaku jadi baik,

Sekarang terinfeksi virus-virus liberalaisme
Ketidak adilan terjadi dimana-mana
Kesejahteraan yang dijanjikan hanya mimpi belaka
Kedamaian dan jaminan hidup pun tak tertangani dengan baik

Bagaimana mungkin Indonesiaku jadi baik,

Manipulasi terjadi di instansi-instansi pemerintahan
Keuangan negara mengendap begitu saja
Sementara rakyat kecil, para nelayan, petani, pedagang, para kuli, terpanggang panas mencari sesuap nasi
Dan akhirnya kukatakan, sulitnya mengubah indonesiaku menjadi baik lagi

Ashari Caliq
Mamuju-Sulawesi Barat, Jumat 22 Maret 2013.

~" SYAIR MALAMKU "~

Malam yang gelap
Jiwaku terusik dari keheningan yang terus menyekap
Ragaku letih, lelah dalam buaian tanpa sedikitpun kata dan ucap
Merong-rong bathin yang juga siap terlelap

Suara jangkrik yang sebelumnya terdengar riuh kini hanya bergumam
Sementara kodok-kodok dipinggir parit juga telah bungkam
Akhirnya kulukis syair malam
Syair yang benar-benar membuat jiwaku terasa tentram

Aku ingin mengejar mimpiku
Mengejar lewat syair yang kutoreh, dimalam yang menderu
Menghias dialam mimpi yang kian menyeru
Mengekspresikan khiasan kata-kata kemayu

Tapi, tanganku tak berdaya
Imajinasi rapuh melayang kemana-mana
Tak mampu lagi mencipta syair dalam kata-kata bahasa
Mengalahkan segala rasa, dan seolah membunuh jiwa raga

Gelap, hitam itu benar-benar menguasai
Nampaknya aku tak mampu mengejar mimpi
Karena syair malamku telah dikuasai
Hingga jiwaku hanya meronta-ronta dalam garis-garis syair Puisi

Ashari Rauf
Mamuju-Sulawesi Barat, 09 Maret 2013.

~" DI UJUNG PENANTIAN "~

Dalam lintasan waktu yang terus berputar
Aku menapaki ruang-ruang yang bertepi dan terus berkelakar
Berjejak rindu mengaung direlung fikir menjalar
Membentang dalam penantian yang mengakar

Dalam batas luas sang cakrawala
Menjinjing langit menengadah syair Puisi sebagai mantra
Berkemayu dalam serona rasa
Membekuk diri tetap dalam penantian yang bermasa

Dan, seketika waktu telah terlewati
Melingkar bersama sunyi dan sepi
Bersama angan yang terus menyepi dalam lantunan Puisi
Mendendang kalimat pujangga dalam penantian diri

Lalu, getaran dan harap juga mencekam
Dititik goresan kata-kata indah yg aku lukis ter-gumam
Tak lagi berkemayu dan tampak terlihar buram
Mengalun tak tentram dibilik jiwa yang terbungkam

Tapi, seketika detak jantungku berdebar hebat
Kutapaki semak-semak relung hati ini yang terjerat
Bersama penantian yang merindu dan berkarat
Ternyata, hanyalah berujung penantian yang terus terjerat

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Selasa 11 Februari 2013.

~" AKU BINGUNG "~

Aku bingung,

Engkau mengajariku jadi orang yang taat
Tapi engkau sendiri yang tak patuh
Engkau mengajariku jadi orang yang komitmen
Tapi engkau sendiri yang plin plan dalam bertindak

Aku bingung,

Engkau mengajariku untuk tetap independen
Tapi engkau sendiri selalu berpihak ke-orang-orang tertentu
Engkau mengajariku berprilaku ramah dan konsisten
Tapi engkau sendiri tempramen dan kadang jadi penjilat

Aku bingung,

Engkau menyuruhku belajar dengan baik agar pintar
Tapi engkau malah membodohiku
Engkau mengajariku untuk berkata jujur
Tapi engkau senidiri selalu berkata bohong

Aku bingung,

Engkau mengajariku jadi orang sederhana
Tapi engkau selalu ingin hidup mewah
Engkau mengajariku jadi orang yang agamawan
Tapi engkau sendiri selalu meninggalkan kewajiban beragama

Aku bingung,

Engkau mendorong aku jadi orang yang hidup dalam kebaikan
Tapi engkau sendiri yang sangat berjalan direl kemunafikan
Engkau mendidik aku menjadi pribadi yang tangguh dan kesatria
Tapi engkau kadang-kadang alay dalam berprilaku

Aku bingung, sungguh aku sangat bingung.

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Selasa, 12 Februari 2013.

~" SECANGKIR TEH DINGIN "~

Aku masih ingat betul suasana saat itu
Saat engkau menuangkan secangkir teh dingin dihadapanku
Engkau bilang, teh dingin itu untuk membuang rasa penatku
Meleburkan rasa letihku

Secangkir teh dingin itu kuminum dengan perlahan,
Nikmat sekali rasanya, hingga aku jadi ketagihan
Ketagihan,
Sungguh akau ketagihan

Secangkir teh dingin itu membasahi tenggorokanku
Menghilangkan rasa penat setelah menelusuri jalan-jalan di kota kumuh kala itu
Meleburkan segala ketegangan dijiwa dan ragaku
Masih ku ingat betul kala itu

Secangkir teh dingin itu juga
Membuat aku kehilangan masalah duka
Yang terus berkejaran menyelimuti jiwa raga
Aku masih mengingat secangkir teh dingin itu, dengan jelas dan yata

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Selasa, 11 Februari 2013.

Rabu, 08 Mei 2013

~" AYAH, AKU MASIH INGAT BETUL AJARANMU ITU "~

Aku masih ingat betul ajaranmu itu
Dimana engkau mengajarkan aku rajin ibadah dan saling menyayangi sesama
Lalu, engkau juga mendidik aku menjadi pribadi yang sederhana

Aku masih ingat betul ajaranmu itu
Kau bilang, Ketika aku berhadapan dengan orang yang lebih tua, maka aku harus menghormatinya
Ketika aku berhadapan dengan orang yang lebih muda dariku, maka aku harus menyayanginya

Aku masih ingat betul ajaranmu itu
Kau bilang, saat aku sedang berbicara dengan orang lain, maka harus sopan dan santun dalam bertutur sapa
Saat aku bertemu dengan orang lain dipinggir jalan harus aramah dan saling menyapa

Aku masih ingat betul ajaranmu itu
Kau bilang, ketika aku ditanya, maka harus jujur dan berkata apa adanya
Ketika jasaku dibutuhkan oleh orang lain, maka aku harus siap kapan dan dimana saja

Aku masih ingat betul ajaranmu itu
Tentang kebaikan dan kebijaksanaan kepada sesama
Tentang prilaku-prilaku yang bermental bagus dan bermoral baik dihadapan semua manusia

Sungguh, aku masih ingat betul ajaranmu itu.

Ashari Rauf.
Mamuju-Sulawesi Barat, Rabu 8 Mei 2013.