Rabu, 19 Juni 2013

~" BIARKAN AKU MENJADI SANG PENAKLUK "~

Biarkan aku berlari kencang dan terus bangkit
Menyusuri lorong-lorong bukit
Menggapai langit
Bertarung bersama waktu dengan sengit

Biarkan aku melompat tinggi ke angkasa
Mengepal bulan dan matahari diatas cakrawala
Menggenggam bintang-bintang yang bertahta di singgasana
Hingga memecah dan membelah ombak di lautan luasnya

Apabila engkau menghalangiku
Kutusuk selangkangmu dengan pedangku
Pedang panjang yang mematikan dengan jurus jitu
Lalu, kusobek-sobek ragamu dengan pedangku itu

Lihatlah Tangan kerasku terkepal
Lihatlah Pedangku yang sangat tajam
Apakah kau tak takut terpental?
Menuju kehidupan yang suram

Biarkan aku menjadi sang penakluk


Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 19 Juni 2013.

~" BUNGA DI TEPIAN DOSA "~

Bunga manis yang elok di tepian dosa
Di sudut-sudut lubang panas yang menganga
Beranjak pada lembah-lembah yang gelap hitam
Yang tak pernah melalaikan dirinya pada kehidupan yang buram nan curam

Bunga itu adalah gadis
Gadis yang layu membebaskan birahi dan nafsunya kemana-mana
Di tepian dosa, ia berdiri tanpa sedikitpun rasa malu dengan wajah meringis
Seolah bangga, tanpa sadar diliputi dosa-dosa hina

Bunga yang akan gugur bersama masa-masa kelammnya
Tak pernah tunduk, dan malu pada tuhannya
Tak pernah sujud di sajadah-sajadah dan meletakkan dahinya
Yang hanya tahu kenimatan dunia saja

Bunga di tepian dosa
Mengesampingkan estetika hidup dan etika
Mencemooh kata-kata nasehat yang mulia
Menertawai pesan-pesaan keselamatan dengan rasa sombong, angkuh dan bangga

Bunga di tepian dosa
Tak takut pada kuku-kuku malaikat yang tajam
Tak takut janji-janji siksa dari tuhannya
Hidupnya di dunia kelam dilembah hitam

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 18 Juni 2013

~" JARAK DAN WAKTU "~

Dalam duduk termenung bersama serpihan angan rindu
Tanganku menopang dagu dalam khayal memilu
Termangu di lintasan malam yang mencekam, dan relung hati terus saja bergumam memanggil namamu
Sementara, jiwaku terus berbisik pada sisi jarak dan waktu

Tak terasa, terkucur buliran air perlahan
Di sudut mata kaku yang beku dengan pelan
Beriring tawa dalam ingatan dan angan-angan
Angan-angan yang tak bisa terlupakan

Aku mulai mencoba mengadu di dinding ruang rindu itu
Bercengkarama dengan malam yang sendu
Bercerita tentang kisah kita yang dibatasi jarak dan waktu
Tentang masa lalu dikala kita bersama saat itu

Tapi, angin malam tak mengerti
Panorama bulan bintang di langit yang tinggi juga tak memahami
Jiwaku memberontak dalam kegamangan menyiksa bathin dan relung hati
Jarak dan waktu, sungguh karena jarak dan waktu ini

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 18 Juni 2013.

Senin, 17 Juni 2013

~" MALAM MINGGU, MALAM KEKASIH "~

Malam minggu, malam panjang, malam kekasih
Kembali hadir bagi kaum muda
Bersorak ria bagi berjuta pasang kekasih
Setelah menantikannya berhari-hari

Malam minggu, malam kekasih
Kesempatan yang mempertemukan berjuta-juta pasang mata
Mempertautkan hati melepas rindu
Di tempat-tempat terpilih yang romantis

Malam minggu, malam kekasih
Berjuta-juta hati yang jernih seperti air
Bertemu dan menyatu dalam lantunan kata-kata puji dan mempesona
Berikrar dalam tautan malam

Malam minggu, malam kekasih
Berjuta-juta pasang raga yang ceria
Saling mencinta dan menyayang
Mengikrarkan penyatuan jiwa dan janji-janji setia

Malam minggu, malam kekasih
Malam minggu, malam berjuta-juta kekasih

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Sabtu malam 15 Juni 2013.

~" PITU MAKKARAMA' DI MANAKARRA "~

Pitu di Manakarra
Tampo makkarama'
Tampo katuoanna to Mamuju
Engeanna pembolonganna to manurung

Pitu Makkarama' di Manakarra
U'de niinsang kale
U'de nikita kale
U'de nipirangngoi kale

Pitu di manakarra
Diang nikua Ada' Gala'gar Pitu
Pitu Ba'bana Binanga, Pitu Ulunna Salu
Penduang Pitu

Nene' ampe' Ampo Pitullapis
Langi' Pitussusung ampe' Tanpo Pitullapis
Tanete Pituttodong
Tobo' Lengkong Pitu

Nambo Pitundappa
Pitu Tokke, Pitu Sassa'
Anjoro Pitu dicoppo'na kadolang
Belua' bare pitu

Orang Lanta' Pitu
Mingguling Pempitu Dapurang
Pitumbongi, Pitungallo
Use' Pitu kale, Pitu makkarama' di Manakarra

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Sabtu 15 Juni 2013.

~" BUNGA DI BALIK LAYAR KACA "~

Menjelang senja di pojok dunia maya
Saat sang matahari menutup wajahnya, dan tenggelam di sudut lautan
Aku terperangah dan bergetar memainkan jari-jemariku
Mengulas deretan huruf menjadi kata, sepintas melihat sekuntum Bunga di balik layar kaca itu

Bunga, nan kemayu adalah gadis cantik berkerudung coklat
Memang, hanya di balik layar kaca
Aku terus memandangnya dengan mata telanjang di balik layar itu
Elok, cantik nan ayu wajahnya
Bunga yang sederhana, memukau, bersahaja, nan lembut senyumnya

Bunga di balik layar kaca itu,
Meremuk hati menggebu meriangkan
Mungkin karena sikapnya tejaga
Hatinya yang baik, terpancar melintasi sela-sela pelupuk senja
Lisannya terurai dengan lembut, beriring Senyumnya yang sangat ramah

Bunga di balik layar kaca itu,
Bola matanya bening
Auranya bercahaya
Membekukan mulut menjadi kaku

Bunga di balik layar kaca itu,
Juga lambang wanita muslimah
Kerudungnya terpelihara
Menutup auratnya

Ashari Rauf
Mamuju-Sulawesi Barat, Jumat 14 Juni 2013.

~" BBM NAIK, KAMI BINGUNG HARUS BERBUAT APA "~

Kami Bingung,
Harus seperti apa lagi yang mesti kami perbuat
Aksi unjuk rasa dan demonstrasi kami gelar di seluruh penjuru negeri
Kami terus berbicara lantang menolak kenaikan harga BBM
Bahkan kadang-kadang harus rela bertindak anarkis

Kami bingung, Harus seperti apa lagi
Setiap Kami bicara dan meminta, bicaramu dan keputusanmulah yang pasti disepakati
Setiap kami berpikir dan memberi ide, pikiranmu dan gagasanmulah yang meti diikuti
Setiap kali kami ingin bergerak melawan, kalian justeru menggunakan keamanan untuk memukuli kami dan bilang kami pemberontak
Kami tak bisa melawan, dan bingung harus berbuat apa

Kami bingung,
Kau terus saja ingin menaikkan harga BBM
Kami bilang janganlah dinaikkan
Tapi kau tetap bersikukuh untuk bilang "harus naik"
Padahal, kenaikan BBM itu membuat separuh rakyat dari bangsa yang kaya ini lehernya tercekik

Kami bingung,
Kami bilang tolonglah jangan dinaikkan Harga BBM itu
Kau bilang lagi, ini demi kesejahteraan rakyat
Lalu kami bertanya "kesejahteraan yang mana?"
Kau jawab "Ini untuk Bantuan masayarakat kecil atau BLSM"
Kami bilang lagi, ah, bantuan itu tidak merata dan membuat kami kecewa saja

Kami bingung,
kalian malah tak bingung
Bagaimana mau bingung, kalau kita ini tak setara
Tak setara karena kami masyarakat miskin
Kau tidak pernah miskin seperti kami
Gajimu puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulan
Sementara kami tak pernah digaji sepertimu

Kami bingung harus berbuat apa
Karena jika BBM naik, banyak masyarakat yang akan mati keparan, meningkatkan populasi pelacur dinegeri ini
Menjamurnya preman-preman, penganggur-penganggur
Bahkan, bisa jadi anak-anak kami putus sekolah, akhirnya jadi pemulung dan pengemis di negeri yang kaya ini

Kami bingung, harus berbuat apa lagi
Sungguh kami bingung

Azhari Belajar Nulis Puisi

Mamuju-Sulawesi Barat, 14 Juni 2013.

~" RASA ADALAH RAJA "

Aku bertanya dan berbisik pada jiwa dan raga
Kepada punggawa rasa dalam dada
Tentang rasa yang menjadi raja
Menyelinap diruang-ruang paling dalam dan seolah-olah hanya seperti selaksa

Rasa meraja
Merana, tetapi bisa bergelora
Kadang sakit, karena kecewa,
Bahkan, kadang berbahagia dan tertawa-tawa

Rasa adalah raja
Lahir dalam singgasana dan bukan khayalan saja
Bertahta dan tak bisa dikendalikan dengan paksa
Sebab pengendali yang mampu membunuhnya hanyalah raja rasa

Rasa adalah raja
Rasa pada jiwa dan rasa pada raga
Raja semua dan apa saja
Sebab rasa adalah segala-galanya

Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Senin 10 Juni 2013

Senin, 03 Juni 2013

~" 1 JUNI, PANCASILA "~

Apakah kalian masih ingat kisah lama
Satu juni tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima
Sejarah lahirnya pedoman hidup dan ideologi bangsa kita
Yaitu pancasila

Apakah kalian masih hafal lima pasal dalam pancasila itu?
Yang diajarkan oleh guru-guru kita sejak SD dulu
Satu kata dengan lima unsur kalimat menyeru
Lima sila yang digagas oleh pahlawan-pahlawan pendahulu

Pancasila
Deretan kata cita-cita bagi sang proklamator dan pahlawan pendahulu kita
Rumusan yang mesti diaktualaisasikan secara nyata
Mulai dari soal ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakayatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Bunyinya, Bukan hanya kata-kata biasa

Tetapi, kini pancasila
Hanya menjadi kata yang dikesampingkan maknanya
Satu kata yang hari ini hampir punah ditelan masa
Dan menjadi sampah-sampah kalimat dalam kertas yang tak bermakna

kini, kembali kita peringati
Satu juni
Kami ingin mendengarkannya hari ini
Tentang pancasila yang dulu abadi

Ashari Rauf
Mamuju-Sulawesi Barat, Sabtu 1 Juni 2013