Dengan karunia tuhan yang begitu besar, Tepat 10 mei 1962 silam, di tanah nenek moyang
Kali pertama kau mengangis berteriak sambil mengepal tangan dengan keras dan mendengarkan lantunan Adzan dari seorang Bapak
Semoga kepalan tanganmu itu terus kokoh dan kau pertahankan
Sebab, itu pertanda maju dan keberanian
Masa kecilmu kau habiskan di tanah kelahiranmu ini
Bapakmu seorang petani kelapa, bukan? sekaligus ia adalah seorang pegawai di SMP tanah kelahiranmu sendiri masa lampau
Kau besar dalam dua kultur, Pantai dan pegunungan
Semoga kau jaga tanah kelahiranmu itu.
Kau, duduk dibangku sekolah dasar pada tahun 1968 dan menyelesasikannya pada tahun 1974.
Lalu kau lanjutkan ke tingkat SMP, selesai tahun 1977, dan 1981 kau selesaikan sekolah menengahmu. Dan kau lanjutkan lagi ke sekolah yang tinggi
Pantas saja kau jadi anak yang terdidik
Dimasa sekolah, kau terbilang sebagai pelajar yang berprestasi.
Kau tekun belajar.
Makanya tak heran, jika saat ini pengalaman dan ilmu pengetahuanmu itu, kau capai gelar membanggakan untuk tanah kelahiranmu sendiri.
Sang Doktor, organisatoris.
Dulu, waktu kau sempat jadi wakil rakyat, kau benar-benar tau fungsi dan tugas-tugasmu
Kau amanah menjalankannya
Kau begitu bijak dan bajik
Kau ramah dan pemurah
Integritas dan komitmemu
Idemu cemerlang, gagasan cerdasmu, argumentasi konstruktifmu
Pertahankan itu.
Kau pernah bilang, jika tak bisa cerdas dan pintar cukuplah jadi orang baik.
Kau begitu baik, cerdas dan pintar.
Pantas saja kau jadi pemimpin.
Pertahankan itu.
Untuk Istrimu, kau adalah imam yang baik.
Untuk Anak-anakmu, kau teladan dan pendidik yang bijaksana
Untuk masyarakatmu, kau pemimpin yang tak suka mengumbar janji
Untuk tanah kelahiranmu, kau harapan pembangunan
Kini, Usiamu 52 tahun
Tahukah kau, di depan sana, masih banyak rintangan.
Pemimpinku kepalkan terus tanganmu
Siapkan dirimu, maju terus dan jangan pernah berhenti
Sebab di pundakmu, kami titipkan banyak harapan.
Ashari Rauf
Mamuju, Sulawesi Barat, 10 Mei 2014.
