Setiap saat kita dipanggil untuk bercengkrama dengan tuhan
Mealui ibadah, dan pengabdian
Agar kita tak kaku bertemunya nanti di alam mendatang
Menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan dari malaikat yang di tugaskan
Tapi,
Tapi, apakah kita bergegas melawan kemalasan?
Kemalasan yang terpelihara
Kemunafikan yang terus kita junjung tinggi
Kenistaan yang mendarah daging
Kita hanya mampu berkaca pada nafsu
Bersolek bersama Iblis sang penghianat
Menertawai kemuliaan yang dijanjikan
Melawan petunjuk yang semestinya di emban
Bahkan, seolah-olah kita tak lagi memiliki tuhan
Munafik, dan mempertahankan kebiadaban,
Jika begini, kita pantas di sebuat apa?
Kita pantas di sebut sebagai manusia yang lalai
Manusia yang rapuh
Lalai dan rapuh dari segala tugas dan kewajiban sebagai hamba
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 06 Oktober 2012.
Tapi, apakah kita bergegas melawan kemalasan?
Kemalasan yang terpelihara
Kemunafikan yang terus kita junjung tinggi
Kenistaan yang mendarah daging
Kita hanya mampu berkaca pada nafsu
Bersolek bersama Iblis sang penghianat
Menertawai kemuliaan yang dijanjikan
Melawan petunjuk yang semestinya di emban
Bahkan, seolah-olah kita tak lagi memiliki tuhan
Munafik, dan mempertahankan kebiadaban,
Jika begini, kita pantas di sebuat apa?
Kita pantas di sebut sebagai manusia yang lalai
Manusia yang rapuh
Lalai dan rapuh dari segala tugas dan kewajiban sebagai hamba
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 06 Oktober 2012.
0 komentar:
Posting Komentar