Menjulang lalu kembali menerawang ke bumi
Melepuh disinar terik matahari
Seolah menggugah hati yang terus menyepi
Aku merasa telah bergumul dengan alam
Merambah direlung jiwa yang kelam
Membangkitkan hati yang pernah tersungkur suram
Dan bertahan pada sisi hidup yang guram
Lalu aku belajar memulainya dengan bergumam kata
Menukik kalimat puji pada sang pemberi nyawa
Dalam batas makna yang nyata
Mengkucurkan air suci dari sudut mata
Aku kembali bergumam dalam getar
Menduh hati yang menggempur fisikuku bergetar
Hingga seluruh ragaku ingin membongkar
Tirai kemunafikan dari mereka yang sering melanggar
Aku terus bergumam dan melawan
Sebab, itu adalah mantra pertempuran
Menghancurkan kebiadaban dan kemunafikan
Hingga aku menjadi seorang pemenang tanpa lawan
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 30 Oktober 2012.
Lalu aku belajar memulainya dengan bergumam kata
Menukik kalimat puji pada sang pemberi nyawa
Dalam batas makna yang nyata
Mengkucurkan air suci dari sudut mata
Aku kembali bergumam dalam getar
Menduh hati yang menggempur fisikuku bergetar
Hingga seluruh ragaku ingin membongkar
Tirai kemunafikan dari mereka yang sering melanggar
Aku terus bergumam dan melawan
Sebab, itu adalah mantra pertempuran
Menghancurkan kebiadaban dan kemunafikan
Hingga aku menjadi seorang pemenang tanpa lawan
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 30 Oktober 2012.
0 komentar:
Posting Komentar