Saat senja dijemput oleh gelap
Mataharipun ikut tidur terlelap
Tak berani bercokol lagi, dan mulai sengap
Sehingga, berkuasa lagilah sang gelap
Para nelayan dikejauhan juga mulai bertolak
Kembali dengan keadaan letih dan terkoyak
Terkoyak oleh badai laut dan cuaca malam yang memberontak
Tak ada yang berani melawan karena jiwa tergertak
Sementara burungpun mulai bungkam
Gunung-gunung tinggi menjulang tertutup malam
Awan juga jauh, dan terlihat buram
Dan bulan malam, kini hanya bisa belajar bergumam
Sang gelap ini benar-benar menguasai
Hingga akupun letih menyendiri
Duduk diteras rumah yang sunyi
Hanya bersama anging yang sepoi-sepoi
Hampir semua sisi alam dikuasai
Hingga tak ada yang melawan kini
Karena sang gelap adalah sosok yang ditakuti
Dan sungguh sang gelap, berkuasa lagi
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 21 Desember 2012.
Jumat, 21 Desember 2012
~” SURAT DARI PEMUDA ”~
Kami sadar, bahwa hanya ada dua tangan kosong
Yang kami bawa dan memperlihatkan kepada para pejuang dan para penyokong
Yang tentu besar harapannya untuk menyongsong
Tatanan daerah ini, dimasa depan masyarakatnya membangun bergotong royong
Kami tidak akan menggonggong
Kecuali jika ada yang buruk niatnya merusak tatanan daerah ini dengan berkongkalikong
Merusak dan menodai kesucian alamnya, yang selama ini membuat kami terrong-rong
Menjaga dan mengawal hingga akhir perjuangan kepalan tangan yang kokoh terdorong
Maka kami tegskan, penuh makna dan falsafah
Siapapun kalian yang diberi amanah
Siapapun kalian yang dipercaya jadi pemerintah
Kami titipkan surat buat kalian yang akan menjadi rahmat dan berkah
Kami berharap penegakkan keadilan
Yang nantinya menjanjikan keamanan dan kedamaian
Menuju titik kemakmuran
Hingga para penhuni yang mendiaminya memeroleh kesejahteraan
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 20 desember 2012.
Yang kami bawa dan memperlihatkan kepada para pejuang dan para penyokong
Yang tentu besar harapannya untuk menyongsong
Tatanan daerah ini, dimasa depan masyarakatnya membangun bergotong royong
Kami tidak akan menggonggong
Kecuali jika ada yang buruk niatnya merusak tatanan daerah ini dengan berkongkalikong
Merusak dan menodai kesucian alamnya, yang selama ini membuat kami terrong-rong
Menjaga dan mengawal hingga akhir perjuangan kepalan tangan yang kokoh terdorong
Maka kami tegskan, penuh makna dan falsafah
Siapapun kalian yang diberi amanah
Siapapun kalian yang dipercaya jadi pemerintah
Kami titipkan surat buat kalian yang akan menjadi rahmat dan berkah
Kami berharap penegakkan keadilan
Yang nantinya menjanjikan keamanan dan kedamaian
Menuju titik kemakmuran
Hingga para penhuni yang mendiaminya memeroleh kesejahteraan
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 20 desember 2012.
~” HAI ANAK BUNGSU, KEPAKKANLAH SAYAPMU ”~
Pejuang tanah leluhur ini telah membuktikan
Hasil dari sebuah cita dan harapan panjang, terkabulkan
Meski terseok-seok mencari jalan kemenangan
Untuk melepaskan engkau dari Induk kesayangan
Demi namamu yang akan dilahirkan
Dan kini, benar-benar terbukti,
Kuberi engkau julukan si bungsu yang baru lahir
Dari rahim ibu yang memliharamu hingga nantinya engkau menjadi mahir
Seolah menjanjikan kesejahteraan yang nantinya terus mengalir
Mengalir didada, jiwa dan ragamu bergetir
Hai anak bungsu,
Nanti, jika kau besar janganlah ragu
Pelataran alam bebasmu, dan seluruh tubuh daratan maupun lautanmu
Tetap terpelihara dan berkemayu
Mengalun indah dalam selimut alam yang kemilau
Hai anak bungsu,
Lalu, dengan gagah perkasamu
Nantinya, Engkau tumbuh dewasa dan tak ragu
Mengepakkan sayap-sayap dan keberanianmu
Untuk menyejahterakan seluruh yang berjiwa di tanah leluhurmu
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 20 Desember 2012.
Hasil dari sebuah cita dan harapan panjang, terkabulkan
Meski terseok-seok mencari jalan kemenangan
Untuk melepaskan engkau dari Induk kesayangan
Demi namamu yang akan dilahirkan
Dan kini, benar-benar terbukti,
Kuberi engkau julukan si bungsu yang baru lahir
Dari rahim ibu yang memliharamu hingga nantinya engkau menjadi mahir
Seolah menjanjikan kesejahteraan yang nantinya terus mengalir
Mengalir didada, jiwa dan ragamu bergetir
Hai anak bungsu,
Nanti, jika kau besar janganlah ragu
Pelataran alam bebasmu, dan seluruh tubuh daratan maupun lautanmu
Tetap terpelihara dan berkemayu
Mengalun indah dalam selimut alam yang kemilau
Hai anak bungsu,
Lalu, dengan gagah perkasamu
Nantinya, Engkau tumbuh dewasa dan tak ragu
Mengepakkan sayap-sayap dan keberanianmu
Untuk menyejahterakan seluruh yang berjiwa di tanah leluhurmu
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 20 Desember 2012.
~" INSPIRASIKU, KEMANA KAU"~
Aku, ingin seperti para pujangga
Yang lihai menyusun kata-kata kemayu
Maka, akupun ingin mengukir kata
Melukis kalimat-kalimat bermakna indah
Sebagai persembahan pengabdian
Kepada ia yang akan menerima kalimat sanjungan
Tapi,
Tapi aku tak bisa
Sungguh tak bisa, seperti mereka para pujangga
Jari jemariku bergetar
Imajinasiku terseok melayang
Tak kuperoleh inspirasi yang biasanya menggelinding
Sungguh terasa sangat sulit berinspirasi
Mengapa kau pergi Inspirasiku?
Aku Ingin seperti para pujangga
Kembalilah, dan jangan biarkan aku meletih
Apa lagi lelah dengan keadaan kaku
Yang nantinya tetap akan menggetarkan sedeluruh jiwa ragaku
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 18 Desember 2012.
Yang lihai menyusun kata-kata kemayu
Maka, akupun ingin mengukir kata
Melukis kalimat-kalimat bermakna indah
Sebagai persembahan pengabdian
Kepada ia yang akan menerima kalimat sanjungan
Tapi,
Tapi aku tak bisa
Sungguh tak bisa, seperti mereka para pujangga
Jari jemariku bergetar
Imajinasiku terseok melayang
Tak kuperoleh inspirasi yang biasanya menggelinding
Sungguh terasa sangat sulit berinspirasi
Mengapa kau pergi Inspirasiku?
Aku Ingin seperti para pujangga
Kembalilah, dan jangan biarkan aku meletih
Apa lagi lelah dengan keadaan kaku
Yang nantinya tetap akan menggetarkan sedeluruh jiwa ragaku
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 18 Desember 2012.
~" AWAN HITAM "~
Kuarahkan pandanganku ke-angakasa tinggi
Digaris-garis langit itu, matahari tak bercokol lagi
Yang terlihat hanyalah awan hitam mengelilingi
Melingkar, dan memberi tanda ataupun arti
Karena awan hitam itu,
Aku terusik seketika,
Aku terganggu oleh gelap cahayamu
Bergegaslah untuk pergi
Awan hitam,
Pergilah, dan jangan tutupi matahari yang bersinar
Mataku tak mampu menikmati kemayu alam
Jiwakupun tak tenang karenamu
Awan hitam,
Apakah engkau dengar aku?
Kutegaskan sekali lagi,
janganlah bertahan menutupi keindahan langit itu,
Meskipun memang engkau hanyalah awan hitam
Tetapi gelap hitammu mengganggu jiwa
Hingga, seolah ingin mencemohmu
Sungguh, ingin mencemohmu
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 07 Desember 2012.
Digaris-garis langit itu, matahari tak bercokol lagi
Yang terlihat hanyalah awan hitam mengelilingi
Melingkar, dan memberi tanda ataupun arti
Karena awan hitam itu,
Aku terusik seketika,
Aku terganggu oleh gelap cahayamu
Bergegaslah untuk pergi
Awan hitam,
Pergilah, dan jangan tutupi matahari yang bersinar
Mataku tak mampu menikmati kemayu alam
Jiwakupun tak tenang karenamu
Awan hitam,
Apakah engkau dengar aku?
Kutegaskan sekali lagi,
janganlah bertahan menutupi keindahan langit itu,
Meskipun memang engkau hanyalah awan hitam
Tetapi gelap hitammu mengganggu jiwa
Hingga, seolah ingin mencemohmu
Sungguh, ingin mencemohmu
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 07 Desember 2012.
~" BALADA SEORANG NELAYAN "~
Diwaktu pagi menjelang, aku telah mulai beranjak
Beranjak dari kediamanku mencari nafkah
Dilautan luas,
Disitulah tempatku mengais rezeki
Tak perduli panas menyengat disiang hari
Ataupun dingin karena hujan menggerogoti tubuhku
Bahkan, kadang-kadang,
Ditengah-tengah gelombang pasang, aku tak gentar
Meskipun sebenarnya aku beranjak dari kediamanku penuh geletar
Diselimuti raga yang terus gemetar
Sampai-sampai, kadang aku berteriak;
Wahai sang gelombang laut yang tinggi,
Tak perlu kau surutkan niatku
Aku tak akan kembali kepangkuan daratan
Aku akan menantangmu
Tak perlu kau perlihatkan kekuatanmu
Tak perlu kau amuk perahuku
Tak perlu kau ancam aku dengan gelombangmu
Karena aku juga seorang pelaut pemberani
Aku akan terus mengarungimu
Akan kupasang layar perahuku,
Dan, kudayung terus perahuku
Karena aku tahu, tuhanku telah menyediakanku nafkah disana
Nafkahku bersama istri dan anak-anakku.
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Kamis, 06 Desember 2012.
Beranjak dari kediamanku mencari nafkah
Dilautan luas,
Disitulah tempatku mengais rezeki
Tak perduli panas menyengat disiang hari
Ataupun dingin karena hujan menggerogoti tubuhku
Bahkan, kadang-kadang,
Ditengah-tengah gelombang pasang, aku tak gentar
Meskipun sebenarnya aku beranjak dari kediamanku penuh geletar
Diselimuti raga yang terus gemetar
Sampai-sampai, kadang aku berteriak;
Wahai sang gelombang laut yang tinggi,
Tak perlu kau surutkan niatku
Aku tak akan kembali kepangkuan daratan
Aku akan menantangmu
Tak perlu kau perlihatkan kekuatanmu
Tak perlu kau amuk perahuku
Tak perlu kau ancam aku dengan gelombangmu
Karena aku juga seorang pelaut pemberani
Aku akan terus mengarungimu
Akan kupasang layar perahuku,
Dan, kudayung terus perahuku
Karena aku tahu, tuhanku telah menyediakanku nafkah disana
Nafkahku bersama istri dan anak-anakku.
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Kamis, 06 Desember 2012.
~" WANITA ITU TERHORMAT "~
Dibalik sikap dan ke elokannya, kadang ia tertatih-tatih
Menukik keadilan dan ketenangan jiwa dari yang mengabaikannya
Padahal tulus nan indah hatinya,
Ikhlas memberi kasih sayang pada siapapun
Bahkan, banyak kaum adam yang melalaikannya
Melamah-lemahkan sosok keluhurannya
Sehingga, harus memikul beban kodrati sebagai insan wanita
Yang akan tetap melakat pada dirinya
Namun,
Dibalik semua itu,
Aku meminta pada kalian insan adam
Dengarkan ini
Rangkullah ia di pundak kalian masing-masing
Jaga, pelihara dan sayangilah ia
Rajut dan bingkailah doa ditelapak kedua tangan kalian
Agar mereka tetap menjadi Insan yang terkasih
Tahukah kalian Insan adam?
Wanita itu terhormat,
Maka jagalah kehormatannya
Wanita itu terhormat,
Maka hormatilah ia
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 28 November 2012.
Menukik keadilan dan ketenangan jiwa dari yang mengabaikannya
Padahal tulus nan indah hatinya,
Ikhlas memberi kasih sayang pada siapapun
Bahkan, banyak kaum adam yang melalaikannya
Melamah-lemahkan sosok keluhurannya
Sehingga, harus memikul beban kodrati sebagai insan wanita
Yang akan tetap melakat pada dirinya
Namun,
Dibalik semua itu,
Aku meminta pada kalian insan adam
Dengarkan ini
Rangkullah ia di pundak kalian masing-masing
Jaga, pelihara dan sayangilah ia
Rajut dan bingkailah doa ditelapak kedua tangan kalian
Agar mereka tetap menjadi Insan yang terkasih
Tahukah kalian Insan adam?
Wanita itu terhormat,
Maka jagalah kehormatannya
Wanita itu terhormat,
Maka hormatilah ia
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 28 November 2012.
~" JANGAN GAMANG "~
Lihatlah para manusia disekelilingmu
Sama saja,
Mereka semua sama, kamu tahu itu?
Jika kamu merasa,
Akupun merasa tersengkang
Tapi, aku berdiri
Tegak dan tegas
Berani belajar menantang kehidupan
Aku tak malu dan jengah
Apa lagi marah
Kesal?
Tidak, tidak
Kegayatanmu
Membelenggu,
Jangan gamang,
Gamang adalah kekhawatiranmu
Mari bersahaja dalam karya
Mari Bersintesa dalam kreatifitas
Karena itu aktualisasi diri
Maka janganlah Gamang
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 28 November 2012.
Sama saja,
Mereka semua sama, kamu tahu itu?
Jika kamu merasa,
Akupun merasa tersengkang
Tapi, aku berdiri
Tegak dan tegas
Berani belajar menantang kehidupan
Aku tak malu dan jengah
Apa lagi marah
Kesal?
Tidak, tidak
Kegayatanmu
Membelenggu,
Jangan gamang,
Gamang adalah kekhawatiranmu
Mari bersahaja dalam karya
Mari Bersintesa dalam kreatifitas
Karena itu aktualisasi diri
Maka janganlah Gamang
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 28 November 2012.
~" GERIMIS ITU "~
Pada butir-butir cair yang kecil itu
Serentak kembali menghantam bumi
Terjatuh dengn perlahan di pelatarannya membasahi wajah alam
Sementara, langit terlihat gelap kehitaman
Pada butirt-butir cair yang kecil itu,
Gerimis menyekat
Menjatuhi ubun-ubun kepalaku
Menusuk juga kedalam tulangku,
Meski hanya gerimis,
Namun aku menggigil
Tersungkur kedinginan bersama senja sore
Dan aku tetap dipeluk oleh butir-butir cair yang kecil
Tatkala aku ingin berlari dari gerimis itu,
Meninggalkan dan kukubur bersama kenangan,
Tapi Gerimis tetap terkenang
Menyelinap dalam relung jiwaku bersama dingin
Gerimis itu.
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Selasa, 21 November 2012.
Serentak kembali menghantam bumi
Terjatuh dengn perlahan di pelatarannya membasahi wajah alam
Sementara, langit terlihat gelap kehitaman
Pada butirt-butir cair yang kecil itu,
Gerimis menyekat
Menjatuhi ubun-ubun kepalaku
Menusuk juga kedalam tulangku,
Meski hanya gerimis,
Namun aku menggigil
Tersungkur kedinginan bersama senja sore
Dan aku tetap dipeluk oleh butir-butir cair yang kecil
Tatkala aku ingin berlari dari gerimis itu,
Meninggalkan dan kukubur bersama kenangan,
Tapi Gerimis tetap terkenang
Menyelinap dalam relung jiwaku bersama dingin
Gerimis itu.
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Selasa, 21 November 2012.
~" PANCASILAKU TERLUPAKAN "~
Aku tahu, kalian tahu, dan semuanya tahu
Pancasila adalah Ideologi negeri ini
Pancasila adalah pedoman bernegara untuk ketahanan NKRI
Pancasila adalah jati diri bangsa
Dan pada pancasila dikibarkan bendera sebagai tanda jaya
Dan pada pancasila di teriakkan sila-sila sebagai tanda kesejahteraan
Dan pada pancasila di deklarasikan keamanan rakyat
Dan pada pancasila dijanjikan kemakmuran dan keadilan
Tapi, sungguh mengiris hati
Nilai-nilainya mulai terlupakan
Tak ada lagi kesejahteraan
Tak terasa lagi jaminan keamanan
Tak ada lagi kemakmuran
Tak ada lagi perlindungan dan keadilan di Negeri ini
Kemanakah kau pancasilaku?
Dimanakah kau kini?
Apakah engkau sedang tergerus oleh penguasa di Negeri ini?
Ataukah engkau sedang galau dihantam oleh Ideologi yang tak berketuhanan?
Disana sini, tak berkeadilan,
Disana sini banyak permusuhan antara mereka
Disana sini banyak pertikaian dan penindasan
Seolah-olah pancasilaku tak lagi jadi pedoman
Mungkin juga sudah tak lagi jadi Ideologi
Pancasilaku, kini terlupakan
Sungguh terlupakan
Coba dalami butir-butirnya
Coba pahami sila-silanya
Dan cobalah amalkan semuanya dalam internalisasi hidup ini,
Namun, sayang sekali pancasilaku
Sungguh kini pancasilaku terlupakan
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Selasa, 20 November 2012.
Pancasila adalah Ideologi negeri ini
Pancasila adalah pedoman bernegara untuk ketahanan NKRI
Pancasila adalah jati diri bangsa
Dan pada pancasila dikibarkan bendera sebagai tanda jaya
Dan pada pancasila di teriakkan sila-sila sebagai tanda kesejahteraan
Dan pada pancasila di deklarasikan keamanan rakyat
Dan pada pancasila dijanjikan kemakmuran dan keadilan
Tapi, sungguh mengiris hati
Nilai-nilainya mulai terlupakan
Tak ada lagi kesejahteraan
Tak terasa lagi jaminan keamanan
Tak ada lagi kemakmuran
Tak ada lagi perlindungan dan keadilan di Negeri ini
Kemanakah kau pancasilaku?
Dimanakah kau kini?
Apakah engkau sedang tergerus oleh penguasa di Negeri ini?
Ataukah engkau sedang galau dihantam oleh Ideologi yang tak berketuhanan?
Disana sini, tak berkeadilan,
Disana sini banyak permusuhan antara mereka
Disana sini banyak pertikaian dan penindasan
Seolah-olah pancasilaku tak lagi jadi pedoman
Mungkin juga sudah tak lagi jadi Ideologi
Pancasilaku, kini terlupakan
Sungguh terlupakan
Coba dalami butir-butirnya
Coba pahami sila-silanya
Dan cobalah amalkan semuanya dalam internalisasi hidup ini,
Namun, sayang sekali pancasilaku
Sungguh kini pancasilaku terlupakan
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, Selasa, 20 November 2012.
Langganan:
Postingan (Atom)