Sampul-sampul senyum itu menyapa kembali
Menggugah hati, semangat pagi
Menapaki ruang rindu yang meriangi
Hingga aku tak terusik lagi
Engkau memang matahari duniaku
Matahariku,
Jiwa dan ragaku ceria
Senyum indahmu kembali memancar membahana
Merelungi hatiku yang sedang menanti kala
Matahariku,
Memukau indah di pelupuk mentari
Menutup segala penat yang terasa kini
Menjunjung harap dalam sanubari
Matahariku,
Bertahanlah beriku senyum indah
Agar semangat tetap terajut membuncah
Hingga aku benar-benar tak berkeluh kesah
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat, 16 Oktober 2012.
Senin, 15 Oktober 2012
~" JIWA MERONTA "~
Jiwa meronta
Hati gelisah menghentak
Fisik bergegar
Saat hak-hak di abaikan,
Seolah, bersiap membongkar batu karang di depan mata
Yang kokoh dan besar
Aku meronta dan tak peduli
Hati gelisah menghentak
Fisik bergegar
Saat hak-hak di abaikan,
Seolah, bersiap membongkar batu karang di depan mata
Yang kokoh dan besar
Aku meronta dan tak peduli
Meskipun sekebal baja
Meskipun stinggi bukit
Namun, aku tetap menongkah
Menjadi kesatria tangguh
Jiwa meronta
Saat melihat mereka yang tak pernah peka dan terus menyengsarakan
Tak adil dan serakah,
Mengucap manis, tapi dibelekang pendusta
Munafik dan tak bisa dipercaya
Jiwa meronta-ronta
Melihat realita hidup yang memiriskan
Dulu, menjanjikan kesejahteraan
Dulu, menjanjikan keadilan
Tapi nyatanya tidak,
Kerakusan dan keserakahan tetap terpelihara
Jiwaku terus meronta-ronta
Melihat ketidak adilan ini
Sungguh terus meronta.
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Kamis, 11 Oktober 2012, Pukul 13:33 Wita.
Meskipun stinggi bukit
Namun, aku tetap menongkah
Menjadi kesatria tangguh
Jiwa meronta
Saat melihat mereka yang tak pernah peka dan terus menyengsarakan
Tak adil dan serakah,
Mengucap manis, tapi dibelekang pendusta
Munafik dan tak bisa dipercaya
Jiwa meronta-ronta
Melihat realita hidup yang memiriskan
Dulu, menjanjikan kesejahteraan
Dulu, menjanjikan keadilan
Tapi nyatanya tidak,
Kerakusan dan keserakahan tetap terpelihara
Jiwaku terus meronta-ronta
Melihat ketidak adilan ini
Sungguh terus meronta.
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Kamis, 11 Oktober 2012, Pukul 13:33 Wita.
~" TETAP BERKARYA DALAM DUNIAKU "~
Meski banyak cemohan yang terdengar sana sini
Banyak olok-olokan yang membising di telingaku
Bahhkan menyudutkanku
Tentang lukisan-lukisan puisi yang terus kucipta
Banyak memang,
Namun, aku tak gamang dengan itu semua
Aku Tak khawatir untuk tetap berkarya
Banyak olok-olokan yang membising di telingaku
Bahhkan menyudutkanku
Tentang lukisan-lukisan puisi yang terus kucipta
Banyak memang,
Namun, aku tak gamang dengan itu semua
Aku Tak khawatir untuk tetap berkarya
Mempersembahkan kalimat-kalimat sederhana
Terukir dalam pesona syair Puisi
Ini adalah sekelumit ujian penghentian
Dari mereka yang tak senang denganku
Tapi, aku tak terpengaruh
Aku tak ingin berhenti
Berhenti berkarya
Aku merasa, inilah duniaku
Dunia yang menghadirkan nilai estetika bagi kehidupanku
Yang terus menggempur sekaligus mendidikku
Mengajarkan aku betapa berharganya karya
Aku tak merasa letih ataupun jenuh
karena Imajinasiku terus mengalir
Bersama Inspirasi yang terus menggebu
Membentang syair-syair sederhana dalam benakku
Sehingga, aku katakan,
Bahwa, aku tetap akan berkarya dalam duniaku
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Selasa 09 Oktober 2012, Pukul 14:41 Wita.
Terukir dalam pesona syair Puisi
Ini adalah sekelumit ujian penghentian
Dari mereka yang tak senang denganku
Tapi, aku tak terpengaruh
Aku tak ingin berhenti
Berhenti berkarya
Aku merasa, inilah duniaku
Dunia yang menghadirkan nilai estetika bagi kehidupanku
Yang terus menggempur sekaligus mendidikku
Mengajarkan aku betapa berharganya karya
Aku tak merasa letih ataupun jenuh
karena Imajinasiku terus mengalir
Bersama Inspirasi yang terus menggebu
Membentang syair-syair sederhana dalam benakku
Sehingga, aku katakan,
Bahwa, aku tetap akan berkarya dalam duniaku
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Selasa 09 Oktober 2012, Pukul 14:41 Wita.
~" TERKENANG JELANG MAGRIB "~
Terkenang saat kami bercanda gurau
Melebur segala gerah yang terasa
Menuntun kami menjadi penikmat kebaikan
Saling berbagi keceriaan
Kami juga saling meriangkan
Melebur segala gerah yang terasa
Menuntun kami menjadi penikmat kebaikan
Saling berbagi keceriaan
Kami juga saling meriangkan
Itulah kesan yang terjadi dihari-hari kemarin
Menjadi kenangan..
Jelang magrib ini aku tak pernah jengah
Tak malu mengutarakan puji-pujian
Karena telah mendarah daging dalam relung hatiku
Menjalar ke-Urat sarafku
Menapaki nadi-nadi aliran darahku
Itu, karena kekuatan kenangan
Meski kusadari hanya sepintas
Namun, kenangan itu merambah di sudut senja
Tepat, matahari mulai meninggalkan cerita
Menjemput gelap..
Terkenang, sungguh aku mengenangnya
Terkenang cerita tersembunyi
Yang teringat jelang magrib kali ini
Sungguh aku terkenang,
Membaitkan tukikan harap di dasar hati
Menukik segala yang terjadi di hari-hari sebelumnya
Sungguh aku terkenang..
Azhari Belajar Nulis Puisi
Menjadi kenangan..
Jelang magrib ini aku tak pernah jengah
Tak malu mengutarakan puji-pujian
Karena telah mendarah daging dalam relung hatiku
Menjalar ke-Urat sarafku
Menapaki nadi-nadi aliran darahku
Itu, karena kekuatan kenangan
Meski kusadari hanya sepintas
Namun, kenangan itu merambah di sudut senja
Tepat, matahari mulai meninggalkan cerita
Menjemput gelap..
Terkenang, sungguh aku mengenangnya
Terkenang cerita tersembunyi
Yang teringat jelang magrib kali ini
Sungguh aku terkenang,
Membaitkan tukikan harap di dasar hati
Menukik segala yang terjadi di hari-hari sebelumnya
Sungguh aku terkenang..
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju-Sulawesi Barat..
Langganan:
Postingan (Atom)