Disebuah tempat dalam keriangan dan kerumunan banyak orang
Banyak yang menyukai elok sederhananya
Lalu ramai-ramai mereka membelinya
Membeli sendal jepit
Apakah hatinya riang saat ditukar dengan selembar uang kertas?
Jawabnya, ia senang karena akan menemani pemakainya
Sendal jepit dengan suara pelannya berkata:
"Aku rela terinjak untuk kakimu"
"Demi melindungi kakimu dari duri dan kerikil menajam"
Adalah aku yang rela terinjak oleh kakimu menapaki ruas demi ruas sepanjang jalan
Adalah karena melindungi kakimu dari panasnya aspal dan bahu-bahu jalan
Adalah aku yang tetap setia mengikuti langkahmu
Dan aku membawa pada perjalananmu
Adalah aku sendal jepit hanya sendal jepit yang setia menemanimu
Sendal jepit itu berteriak....
Ketahuilah: Orang-orang kaya, miskin, ibu-ibu, anak-anak dan bapak-bapak juga pakai sandal jepit
Ada yang memakai gagah di kamar mandinya, didalam kamarnya, dan dimana saja berada
Mahasiswa juga memakainya, dikost atau dimana-mana
Bahkan, Pengusaha juga memakainya
Aku diseret kemana saja berada
Aku dihimpit dan bahkan kerontang tubuhku tak pernah dicuci
Berkarat tanah, hitam dan sangat kotor dari lumpur dan debu
Aku hanya hamba dari penggunanya
Aku tua, tipis dan pecah-pecah lalu dilemparkan di tempat-tempat sampah, dipinggi-pinggir jalan
kepanasan, kehujanan tak ada yang memperdulikan
Mereka lupa, bahwa aku yang mengantarnya kemana saja
Mereka lupa, bahwa aku yang menjadi peghalang hantaman kerikil tajam
Mereka lupa bahwa aku adalah yang berjasa selama ini
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Rabu 20 Juni 2012, Pukul 12:52 Wita.
Rabu, 20 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar