Pagi yang tak tampat tegar
Menyapa penghuni alam semsta
Disana sini terlihat tak ada awan
Dan ruang gelap yang menyelimuti
Jiwa dan hati terbayangt-bayangi oleh suasananya
Meredup dan mulai terkoyak
Terkoyak karena tak nampakkan kecerahan pagi
Sungguh sangat mengisahkan koyakan itu
Aku yang ingin jujur pada pagi
Dalam pendar-pendar do'a disudut kemendungan ini
Menggeliat ungkapan pujian
Menggegar alunan rasa rindu
Ohhw pagi yang mendung..
Begitu dingin hingga ke dada
Seksama kudengar alunan lagu
Yang berdendang abadi sejak sang mentari itu
Ohhw pagi yang mendung..
Apakah matahari tak bersinar lagi di balik awan?
Lalu ini pertanda ke-redupan hati?
Semoga ini tak merenggut kebahagiaan pagi
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Kami 03 Mei 2012, pukul 06:37 Wita.
Menyapa penghuni alam semsta
Disana sini terlihat tak ada awan
Dan ruang gelap yang menyelimuti
Jiwa dan hati terbayangt-bayangi oleh suasananya
Meredup dan mulai terkoyak
Terkoyak karena tak nampakkan kecerahan pagi
Sungguh sangat mengisahkan koyakan itu
Aku yang ingin jujur pada pagi
Dalam pendar-pendar do'a disudut kemendungan ini
Menggeliat ungkapan pujian
Menggegar alunan rasa rindu
Ohhw pagi yang mendung..
Begitu dingin hingga ke dada
Seksama kudengar alunan lagu
Yang berdendang abadi sejak sang mentari itu
Ohhw pagi yang mendung..
Apakah matahari tak bersinar lagi di balik awan?
Lalu ini pertanda ke-redupan hati?
Semoga ini tak merenggut kebahagiaan pagi
Azhari Belajar Nulis Puisi
Mamuju, Kami 03 Mei 2012, pukul 06:37 Wita.
0 komentar:
Posting Komentar