Dada sesak saat memulai sebait kata ini
Sambil iringi getaran jari jemariku
Namun beraniku yakinkan intuisi ini
Sembari harap puisi ini tetap menjadi cemohan
Senyum indahmu tentramkan naluriku
Binar matamu yang bercahaya sesakkan nafas ini seketika
Sembari terbujur kaku dengan rasa tak terarah
Meski pujian itu tak henti terucap
Melihat senyum paras cantikmu aku tak letih
Kau melambangkan pribadi yang anggun
Yang menjadi dambaan insan adam
Untuk Dijadikan pendamping hidup
Bening wajahmu pancarkan aura cinta
Meski Kadang kutampik rasa ini
Yang tak terucap dan tak terdengar direlungmu
Karena ia diletakkan didalamnya
Terasa tak ingin akhiri puisi ini
Meski pujianpun tak mudah ku uraikan
Karena rasa kaku selalu penyertai
Tapi yakinku kau memang wanita yang paripurna
Sabtu, 17 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar